Pontianak (Antara Kalbar) - Kepolisian Resor Kota Pontianak telah mendata warga Malaysia yang tinggal di wilayah hukumnya menyusul maraknya penyelundupan narkotika dari Malaysia ke Kota Pontianak akhir-akhir ini.
"Jadi penyelundupan narkotika ini selalu mata rantainya yakni dari Malaysia sampai ke sini," kata Kapolresta Pontianak Kombes (Pol) Iwan Imam Susilo saat pemusnahan 1 kilogram sabu di Markas Polresta Pontianak, Jalan Gusti Johan Idrus, Selasa.
Kapolresta Iwan menambahkan, barang haram tersebut ditangani warga Malaysia yang ada di Pontianak, baru diedarkan ke "kaki-kaki" narkoba warga Pontianak sendiri yang dijadikan kurirnya.
Selain itu, katanya peredaran narkotika ini merupakan teori gunung es.
"Artinya di sini ada koneksi yang menjadi `supplier` dari Malaysia yang tentunya di sini punya koneksi dengan bandar-bandar narkoba besar yang ada di Pontianak. Ini perlu kita perhatikan bersama, dan kami akan tindak tegas para pengedar narkotika di Pontianak ini," kata dia.
Sebanyak 1 kilogram sabu asal Malaysia yang dimusnahkan Polresta Pontianak hari ini merupakan hasil penangkapan dari kurir saat berada di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Selasa (17/1) lalu.
Pemusnahan tersebut dipimpin langsung Kapolresta Pontianak, Kombes (Pol) Iwan Imam Susilo dan dihadiri pihak terkait lainnya.
"Pemusnahan ini hasil pengungkapan usaha penyelundupan 1 kilogram sabu di Bandara Supadio. Dimana tersangka yang merupakan seorang penumpang pesawat Sriwijaya. Usaha tersangka ini terdeteksi oleh X-Ray dan setelah diperiksa oleh petugas ditemukan sabu 1 Kg di ikat pinggang salah satu penumpang tujuan Ujung pandang," kata Kapolresta Iwan.
Dia mengatakan, dari hasil penyelidikan keberadaan tersangka, Dedi Junaidi itu hanya sebagai kurir.
"Sama seperti sebelum-sebelumnya mereka yang tertangkap ini hanya kurir. Kurir ini membawa sabu ke suatu tempat dengan dibayar sejumlah uang bervariasi," katanya.
Iwan menilai kondisi kini memang sangat memprihatinkan. Karena peredaran narkotika dari Malaysia marak terjadi.
"Saya pastikan narkotika ini memang berasal dari Malaysia masuk ke Kalbar dan akan dibawa ke wilayah Indonesia lainnya," katanya menegaskan.
(KR-DDI/N005)