Pontianak (Antara Kalbar) - Komunitas Jejaring Wisata (Jewita) Kalimantan Barat yang bergerak dan fokus dalam pengenalan dan promosi potensi wisata bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar menggelar Seminar pesona wisata Kalbar 2017 di Pontianak, Kamis.
Direktur Jewita Kalbar, Aristono mengatakan seminar yang digelar dalam rangka menggali dan membedah potensi dan persoalan dalam pengembangan wisata di Kalbar.
"Melalui seminar ini kita ingin semua pihak yang hadir dari berbagai pihak yang berkecimpung terhadap dunia wisata di Kalbar bisa menguak persoalan yang ada. Terpenting lagi melalui seminar tersebut ada solusi dan ide serta semangat baru agar pengembangan pariwisata di Kalbar menjadi perhatian serius," kata dia di Pontianak.
Jewita menilai, industri pariwisata kian menjadi primadona bagi banyak negara di tengah melesunya sektor komoditas dalam perdagangan dunia. Tidak terkecuali untuk Indonesia berkali-kali, Presiden Indonesia, Joko Widodo mengatakan bahwa pariwisata adalah masa depan negara ini.
Menurutnya berbagai langkah sudah dilakukan pemerintah. Indonesia sudah membebaskan visa wisatawan mancanegara 169 negara. Pemerintah juga membangun berbagai infrastruktur, menggelar banyak even, menggencarkan promosi, dan cara lainnya. Langkah tersebut mulai menunjukan hasilnya. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisman ke Indonesia naik 15,54 persen yakni menjadi 12 juta kunjungan sepanjang tahun 2016. Sementara pada tahun sebelumnya hanya 10,41 juta kunjungan.
"Namun ternyata, peningkatan tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap angka kunjungan wisman ke Kalbar. Sepanjang tahun 2016 jumlah wisman yang datang ke Kalbar baru mencapai 23.653 orang. Angka ini menurun dibanding tahun 2015, yang tembus 25.490 kunjungan,"kata dia.
Ia menambahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang banyak berpengaruh terhadap perdagangan komoditas andalan Kalbar, sejatinya pariwisata bisa membantu. Namun kata Aris hal tersebut bukan semata tanggungjawab pemerintah daerah. Jejaring Wisata (Jewita) Kalbar memandang, masyarakat juga harus berandil langsung dalam pengembangan kepariwisataan di provinsi ini.
"Berdasarkan fakta yang ada, pariwisata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap ekonomi masyarakat setempat. Industri pariwisata memiliki multyplier effect paling besar dan inklusif dibanding sektor ekonomi lain. Pariwisata membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakat lokal. Industri perhotelan, kuliner, kerajinan tangan, transportasi, pertanian dan sektor lainnya menjadi lebih berkembang bila sebuah daerah menjadi tujuan wisata," terangnya.
Dikatakannya juga pariwisata juga lebih imun terhadap krisis global. Ia mencontohkan, Bali dan Yogyakarta menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi stabil dibanding provinsi lain yang mengandalkan komoditas barang alam.
"Asal tahu saja, Kalbar punya luas lahan yang lebih besar dari Pulau Jawa. Lebih luas daripada Sarawak, Sabah, atau Brunei Darussalam. Namun angka kunjungan wisatawan di provinsi ini kalah telak dari nama-nama tadi. Padahal dengan luasnya, Kalbar punya berbagai macam objek wisata alam. Banyak pula kekayaan adat budaya, kuliner, dan potensi lainnya. Laut, gunung, bukit, hutan, danau, sungai, kebudayaan Kalbar belum banyak terpromosikan," paparnya.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana, Dedi Khansa mengatakan seminar yang digelar tersebut dihadiri sekitar 250 peserta yang terdiri dari perhotelan, perbankan, pelaku industri kreatif, maskapai, travel, komunitas pariwisata, SKPD pariwisata dan mahasiswa.
"Seminar ini merupakan acara puncak dari program pesona Kalbar 2017 yang didukung berbagai pihak," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa bekerjasama dengan Bank Indonesia, PHRI dan Wali Kota Pontianak dan pihak lainnya, Jewita sejak bulan April 2016 menggelar kontes selfie wisata yang berbasis Facebook, Instagram dan Twitter.
Dikatakannya Jewita melihat teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah tren berwisata belakangan ini. Pola berinteraksi antarmasyarakat mulai banyak menggunakan media sosial.
"Hampir semua orang punya smartphone dan tentu saja punya akun medsos. Mereka mengupload foto-foto saat mereka sedang berwisata. Penyebaran foto-foto wisata tersebut membuat minat wisata yang tinggi di kalangan masyarakat," kata dia.
Ia berharap masyarakat Kalbar menjadi lebih tergugah dan berandil untuk mempromosikan daerahnya. Secara langsung juga, dalam dunia online yang tanpa batas ini, foto, video dan tulisan tentang wisata Kalbar dalam tersebar ke seluruh dunia. Sehingga membuat minat berwisata ke Kalbar meningkat.