Jakarta (Antara Kalbar) - Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia
(Indonesian National Shipowners Association/INSA) meminta pemerintah
memprioritaskan kelancaran layanan bongkat muat peti kemas di pelabuhan.
Sebagai dasar evaluasi sistem logistik nasional, dengan
memprioritaskan kelancaran layanan bongkar muat peti kemas, waktu tunggu
(dwelling time) akan berkurang sesuai target pemerintah.
Ketua INSA Carmelita Hartoto, dalam siaran persnya, Minggu, menjelaskan
pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap
layanan di pelabuhan, yang bertujuan untuk menekan biaya logistik.
"Kami sebagai pengguna jasa pelabuhan mendukung upaya pemerintah,
karena yang menjadi prioritas adalah kelancaran layanan bongkar muat
petikemas," katanya.
Menurut dia, evaluasi itu akan meliputi
peningkatan pelayanan pelabuhan, pemangkasan biaya, serta percepatan
kegiatan bongkar muat. INSA juga sedang mempelajari usulan pemerintah
dalam hal ini Kementerian Perhubungan yang akan mewajibkan pelabuhan
bongkar muat bekerja tujuh hari dalam seminggu.
"Sejauh ini
pelayanan bongkar muat di pelabuhan masih oke, termasuk upaya kontigensi
sewaktu ada aksi mogok serikat pekerja PT JICT. Pengalihan ke pelabuhan
lain juga patut diapresiasi," ujarnya.
Seperti diketahui,
saat terjadi aksi mogok SP JICT, layanan bongkat muat peti kemas
dialihkan ke New Priok Container Terminal One (NPCT1), Terminal Peti
Kemas (TPK) Koja, Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, dan Terminal
Mustika Alam Lestari (MAL).
"Concern kami agar tidak ada konflik dan layanan bongkat muat lancar, itu yang mesti diprioritaskan," ucapnya.
Penilaian serupa sebelumnya disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi
Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. Dia
menilai perhatian utama dari para pengusaha logistik dan forwarder
adalah kelancaran layanan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kekhawatiran berbagai pihak tentang dampak dari mogok kerja yang
akan mengganggu proses bongkar muat petikemas dan mempengaruhi arus
ekspor-impor tidak terjadi. Sejak awal Agustus hingga saat ini, proses
bongkar muat di terminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok berjalan
lancar. Ini harus dipertahankan," kata Yukki.
Carmelita dan Yukki juga menyinggung konflik antara serikat pekerja JICT dan manajemen JICT yang masih berlangsung.
"Kami juga mendengar adanya saling lapor antara kedua pihak
tersebut. Itu masalah internal mereka. Kami berharap tidak ada konflik
lanjutan," ucap Carmelita.
Carmelita menilai upaya
kontigensi yang dilakukan mesti didukung langkah-langkah komprehensif
agar kelancaran arus bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok
dapat dipertahankan, karena selama ini JlCT menangani sekitar 42 persen
dari total bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya
sudah memerintahkan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan Kantor
Syahbandar Pelabuhan Utama Tanjung Priok untuk menyelesaikan kemelut
JICT menyusul aksi mogok pekerja JICT pada awal Agustus 2017 lalu.
INSA Minta Pemerintah Prioritaskan Pelayanan Peti Kemas
Senin, 25 September 2017 6:50 WIB
Kami sebagai pengguna jasa pelabuhan mendukung upaya pemerintah, karena yang menjadi prioritas adalah kelancaran layanan bongkar muat petikemas