Sintang Siap Dirikan Politeknik Perbatasan
Jumat, 27 Oktober 2017 14:55 WIB
Sintang (Antara Kalbar) - Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan Pemerintah Kabupaten Sintang sudah menyiapkan tanah yang luas dan tenaga pengajar yang handal, untuk pendirian Politeknik Perbatasan.
"Sekarang tinggal aksi dan kebijakan dari pemerintah pusat untuk merealisasikan pendirian Politeknik Perbatasan ini," kata Jarot Winarno saat menerima kunjungan Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) di Sintang Kalimantan Barat, Jumat.
Dikatakan Jarot, Kabupaten Sintang menjadi primadona dalam pemanfaatan lahan menjadi perkebunan.
Bahkan, saat ini terdapat 166 ribu hektare kebun kelapa sawit dan karet dan sebanyak 56 perusahaan dan 6 pabrik pengolahan kelapa sawit ada di Sintang.
"Selama ini masyarakat Kabupaten Sintang yang bekerja di perkebunan kelapa sawit dan karet, hanya ditempatkan di humas dan buruh. Di sektor lain, perusahaan menggunakan tenaga kerja dari luar Sintang," jelas Jarot.
Untuk itu menurut Jarot, sangat diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai. Salah satunya dengan mendirikan Politeknik Perbatasan, yang memang sejalan dengan program pemerintah pusat.
Ia berharap dengan adanya Politeknik Perbatasan, ke depannya mpasyarakat bisa bekerja di posisi yang lebih banyak di perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
"Kami berharap, Staf Khusus bisa membantu kami memperjuangkan pendirian Politeknik Perbatasan ini," pinta Jarot.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Abdul Wahid Maktub mengatakan apabila Pemkab Sintang sudah menyiapkan seluruh keperluan pendirian sebuah Politeknik, maka pihaknya sangat optimis Politeknik Perbatasan bisa didirikan di Kabupaten Sintang.
Hanya saja, Abdul berpesan semua elemen di Kabupaten Sintang harus kompak, memperkuat kerjasama dan kemitraan dengan Universitas Tanjungpura.
"Jalin komunikasi yang baik dengan Rektor Untan, untuk pendirian Politeknik sebab nisiatif dari Pemkab Sintang sangat penting," kata Abdul.
Dirinya juga meminta Pemkab Sintang harus kawal terus menerus pendirian Politeknik Perbatasan itu. Indonesia sebenarnya sudah tidak membutuhkan perguruan tinggi yang banyak.
"Bayangkan saja di RRC dengan penduduk sekitar 1 miliar jiwa hanya ada 2. 800 perguruan tinggi. Sementara Indonesia dengan penduduk sekitar 200 juta jiwa, memiliki 4.500 perguruan tinggi," kata Abdul.
Ia menjelaskan saar inu Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, sedang bergerak untuk mewujudkan reformasi pendidikan yang selama ini tidak konek dengan lapangan kerja.
"Kita terlalu banyak teori, praktik kurang, Jadi, kami sangat menyambut baik jika pendirian sebuah perguruan tinggi yang berorientasi lapangan kerja," kata Abdul Wahid Maktub.