Sintang (Antaranews Kalbar) - Anggota DPRD Kabupaten Sintang Heri Jambri mengatakan belasan desa di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Sintang Kalbar masih terisolir sehingga dikeluhkan masyarakat setempat.
"Keluhan seluruh kades dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbag) tahun ini masih sama, persoalan infrastruktur jalan masih banyak yang rusak dan kondisi belasan desa yang masih terisolir di perbatasan," kata Heri Jambri di Sintang, Senin.
Menurut Heri, misalnya di Kecamatan Ketungau Hulu ada 11 desa yang masih terisolir karena buruknya infrastruktur jalan, sedangkan di Kecamatan Ketungau Hilir ada tiga desa dengan kondisi yang sama.
Rusaknya kondisi jalan di perbatasan, kata Heri karena belum diaspal, termasuk jalan pararel, yang juga sudah rusak berat karena belum ada pengaspalan.
Politisi Partai Hanura asal Ketungau ini mengatakan, pembangunan wilayah perbatasan masih stagnan. Jalan pararel perbatasan yang sudah dibukapun, kondisinya telah hancur karena banyak lokasi yang belum diaspal.
"Jalan pararel yang telah dibuka itu, tidak melewati desa - desa yang berbatasan dengan Malaysia, berbeda denga Negara Malaysia jalannya memang berada di perbatasan," jelas Heri.
Oleh sebab itu, dia mendesak agar pemerintah pusat merealisasikan janji pembangunan untuk daerah perbatasan, khususnya di Sintang.
Bahkan Heri juga berharap pemerintah mesti segera membangun jalan sirip dari jalan pararel menuju desa di batas negara.
"Jalan sirip pararel perbatasan harus segera dibangun, karena saat ini, kondisi 11 desa di batas negara terisolir karena hancurnya infrastruktur jalan," ucap Heri.
(T.KR-TFT/T011)
Belasan desa di perbatasan Sintang masih terisolir
Senin, 12 Februari 2018 16:31 WIB