"Penamanan ribuan bibit pohon mangrove tersebut kami lakukan bersama masyarakat pecinta lingkungan lainnya dalam mencegah abrasi pantai," kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal XII Pontianak, Mayor Laut (E) Irawan TB di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, pohon bakau atau mangrove merupakan jenis tanaman dengan sistem perakaran yang kompleks, rapat, dan lebat, sehingga dapat menangkap sisa-sisa bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan.
Baca juga: 36.259 Wisatawan Kunjungi Mempawah Mangrove Park
Baca juga: Kubu Raya Tambah Track Ekowisata Mangrove
Baca juga: Pemprov Kalbar Siap Majukan Wisata Hutan Mangrove
Baca juga: Pertamina Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Indramayu
Baca juga: Kubu Raya Tambah Track Ekowisata Mangrove
Baca juga: Pemprov Kalbar Siap Majukan Wisata Hutan Mangrove
Baca juga: Pertamina Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Indramayu
"Proses itu juga menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang," ungkapnya.
Menurut dia, salah satu upaya alamiah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah abrasi adalah menanam pohon mangrove di sepanjang garis pantai Mempawah tersebut.
Oleh karena itu, Prajurit Lantamal XII Pontianak mengajak masyarakat setempat untuk membudidayakan dan menanam pohon mangrove guna menjaga ekosistem dan mencegah abrasi di wilayah pantai dan mengantisipasi pemanasan global.
"Penanaman pohon mangrove juga diharapkan bisa membawa manfaat bagi para perajin batik di Indonesia, yaitu dengan menggunakan daunnya sebagai salah satu bahan pewarna batik," ujarnya.
Selain itu, kerimbunan hutan mangrove nantinya juga bisa mengundang kedatangan satwa untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Mulai dari kepiting, udang, kerang, ikan, biawak, buaya, tawon sengat, monyet, burung bangau dan lainnya.
"Selain itu hutan mangrove ini juga nyaman bagi koloni lebah madu," kata Irawan.