Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor Kalimantan Barat urut 2, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot menyatakan mereka berdua akan memperkuat kemandirian daerah berbasis budaya, pangan, energi dan potensi lokal, saat dipercayakan untuk memimpin Kalbar.
"Sesuai dengan visi dan misi kami, saya dan Pak Gidot mewujudkan masyarakat Kalimantan Barat yang sehat, mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan demokratis berbasis responsibilitas, transparansi, akuntabilitas, dan efisien. Kami juga akan memperkuat kemandirian daerah berbasis budaya, pangan, energi dan potensi lokal," kata Karolin, saat debat kandidat pilgub Kalbar tahap 1 yang dilaksanakan KPU Kalbar, Sabtu malam.
Pada debat publik tersebut, Karolin mengatakan, jika dirinya dan Gidot menjadi pemimpin Kalbar kedepan, visi mereka adalah mereka akan mewujudkan Provinsi Kalimantan Barat yang hebat dan terdepan.
"Sedangkan misi kami adalah membangun masyarakat Kalimantan Barat yang berjiwa pancasila, religius, dan aman," katanya.
Karolin-Gidot juga berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan Kalimantan Barat dari pinggiran dengan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar. Kemudian mewujudkan masyarakat Kalimantan Barat yang berbudaya, cerdas dan mampu bersaing secara global.
Selain itu, kata Karolin, mereka juga akan mewujudkan kesejahteraan sosial dengan keberpihakan pada petani, buruh, dan nelayan serta menciptakan iklim ramah investasi dan ekonomi kreatif berbasis teknologi.
Saat ditanya salah satu moderator, Syf Ema Rahmaniah Al-Mutahar mengenai temuan Ombudsman Kalbar pada 2017 berdasarkan UU 25/2009 tentang Daerah masuk zona merah, Karolin mengatakan, terkait dengan pelayanan publik, untuk tenaga publik sangat terbatas.
"Hasil penelitian Ombudsman adalah akumulasi dari seluruh Kabupaten Kota, maka dari itu, menurutnya merupakan tugas Gubernur untuk mengayomi, dan monitoring Kepala Daerah untuk memberikan kesadaran terkait pelayanan publik," kata Karolin.
Pada kesempatan yang sama, pasangannya, Suryadman Gidot menambahkan, mengenai pelayanan publik adalah mengenai kewenangan pemerintah yang harus diutamakan, karena sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat didaerah, Pemda harus melakukan terobosan sehubungan untuk mendorong pemkab dan pemkot bersinergi dengan pemprov dengan juga melibatkan pihak terkait lainnya.
Demikian, saat ditanyai mengenai langkah strategis pasangan calon untuk meningkatkan SDM guna menuju bonus demografi 2030, Karolin menyatakan, mereka sudah memiliki program untuk itu.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah stunting, pihaknya akan mensinergikan antara program dari pusat dan daerah agar dapat berjalan dengan baik.
"Masalah stunting ini bukan hanya karena kemiskinan atau ketidaktahuan ibu, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa bersinergi dalam upaya pencegahannya," tuturnya.
Untuk itu, jika terpilih menjadi pemimpin Kalbar, dirinya akan menggali sumber pangan lokal, makan keladi kacang-kacangan untuk meningkatkan gizi masyarakat. Hal itu akan dilakukan, karena Setiap daerah menurutnya ada pangan lokal dapat ditingkatkan kembali sehingga anak dapat menjadi lebih baik dan berkualitas.
Pada akhir debat, pasangan ini menyampaikan, sebagai calon wakil Gubernur Kalbar, Suryadman Gidot mengatakan, sebagai Bupati Bengkayang yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Sambas, dia tahu dengan permasalahan dan untung ruginya pemekaran. Maka dari itu ia menegaskan tidak menolak pemekaran jika terpilih jadi pemimpin Kalbar.
"Saya dan ibu Karolin adalah bupati yang memimpin hasil daerah pemekaran, kami tahu untung ruginya pemekaran, kami tidak pernah menolak pemekaran, seperti isu yang selalu ditujukan kepada kami. Untuk itu, untuk Kalbar hebat, pilih nomor dua, Karolin-Gidot," katanya.
Karolin-Gidot untuk Kalbar hebat dan terdepan
Minggu, 8 April 2018 15:49 WIB