Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat saat ini membeli listrik dari perusahaan listrik Sesco Malaysia sebesar 200 MW.
"Sejak dilakukan kerja sama jual beli listrik antara Indonesia-Malaysia pada awal 2016 lalu, pembelian listrik meningkat seiring kebutuhan yang ada," ujar Manajer Area Penyaluran dan Pengatur Beban PLN Kalbar Ricky Faisal di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menyebutkan beban puncak di Kalbar terjadi pada malam hari dan khusus Ramadhan ini ditambah dini hari saat sahur.
"Saat beban puncak, suplai dari Sesco Malaysia mencapai 200 MW. Jika siang hari, kami beli listrik sekitar 100 MW saja," jelasnya.
Kerja sama jual beli Indonesia-Malaysia berlangsung selama 20 tahun. Pada fase pertama antara 2016-2021, pembayarannya sesuai kebutuhan.
"Pada fase pertama kami bayar tergantung pemakaian. Namun, fase kedua, pembayaran sesuai kontrak yakni dipakai atau tidak, harus dibayar," jelas dia.
Ricky menambahkan meski daya di Sistem Khatulistiwa yang melayani tujuh kabupaten di Kalbar mengalami surplus sekitar 165 MW, namun pembelian dari Sesco tetap dilakukan.
"Sebab, listrik dari Malaysia lebih murah, karena di sana memakai pembangkit bersumber dari air yang murah dan kami masih banyak dari BBM yang mahal," kata dia.
Namun seiring waktu, lanjutnya, pihaknya akan menghasilkan listrik dari pembangkit yang lebih murah dan bahkan lebih murah dari Malaysia.
"PLTU 3 di Tanjung Gundul, Bengkayang, berdaya 100 MW yang memakai batubara baru saja dioperasionalkan. Itu di antaranya yang menghasilkan listrik murah. Setelah itu, kami akan operasionalkan PLTU 2 dengan daya 55 MW dari batubara juga yang murah," papar Ricky.
Baca juga: Warga Perbatasan Sempat Keluhkan Pasokan Listrik Malaysia
Setiap hari PLN beli listrik Malaysia 200 MW
Selasa, 5 Juni 2018 14:39 WIB