"Peningkatan intensitas kegiatan politik ini tentunya dapat memunculkan potensi kerawanan di bidang keamanan. Untuk itu sebagai arahan Kapolri kita siap kawal Kamtibmas di Bengkayang," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Ia menjelaskan potensi kerawanan dalam agenda pesta demokrasi yang menjadi perhatian di antaranya pemanfaatan politik identitas, penyebaran isu-isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa, serta penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
Baca juga: Masyarakat Kalbar jaga Kamtibmas jelang Pemilu
"Potensi yang ada tersebut cukup menjadi perhatian bagi Polri. Hal itu harus dicegah agar tidak menimbulkan konflik sosial di tengah tengah kehidupan bermasyarakat dan proses Pemilu 2019 berjalan lancar," papar dia.
Lanjutnya, untuk itu Polri dibantu dengan unsur TNI dan pemangku kepentingan terkait lainnya menggelar operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi "MANTAP BRATA 2018" yang dilaksanakan selama 397 hari.
"Operasi terhitung dimulai tanggal 20 September 2018 sampai dengan 21 Oktober 2019 di seluruh wilayah Indonesia dengan melibatkan 272.886 personil Polri," papar dia.
Baca juga: Didi Haryono ajak masyarakat Kalbar perangi hoaks
Menurutnya operasi yang diselenggarakan dengan mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif.
"Operasi yang ada didukung kegiatan intelijen, penegakan hukum, kuratif, dan rehabilitasi melalui penggelaran fungsi fungsi kepolisian dalam bentuk satuan tugas tingkat pusat, tingkat daerah dan tingkat Polres," kata dia.
Sebelumnya kata dia pada Rabu, 19 September 2018 telah digelar Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat "Mantap Brata 2018" dan sekaligus Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kabupaten Bengkayang.
"Ada sekitar 300 personil gabungan dari unsur Polri,TNI, Satpol-PP, Dalmas, Satlantas, Dinas Perhubungan dan BPKS Diary hadir dalam apel tersebut," jelas dia
