Pontianak (ANTARA) - Aplikasi Mitra Gambut 2.0 memudahkan akses informasi mengenai upaya konservasi lahan gambut bagi penggunanya, termasuk di antaranya warga Desa Sungai Mata-Mata di Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.
"Melalui aplikasi ini kami bisa saling tukar menukar informasi tentang penanganan lahan gambut, yang bisa melihatnya di aplikasi itu seperti bagaimana cara-cara di daerah lain dalam mengolah dan menyejahterakan masyarakat namun tidak merusak lahan gambut," kata Adi Syahputra (48), warga Desa Sungai Mata Mata, Minggu.
Adi termasuk pengguna aktif Mitra Gambut 2.0, berada dalam urutan ketiga dalam daftar pengguna yang paling banyak menyampaikan informasi melalui aplikasi tersebut, yang antara lain memungkinkan pengguna mengakses serta berbagi informasi seputar pengelolaan lahan gambut dan kebakaran lahan gambut, menyampaikan laporan atau pengaduan terkait dugaan penyimpangan dalam restorasi gambut, serta terlibat dalam forum diskusi.
"Berbagai kegiatan dapat dilihat di aplikasi tersebut, seperti proses menanam tanpa membakar, berbagai hasil kerajinan masyarakat, kegiatan sosialisasi, pemetaan lahan gambut dan banyak lagi yang lainnya," katanya.
Adi mengatakan hampir setiap tahun lahan gambut di daerahnya terbakar, karenanya dia ingin mengetahui dan terlibat dalam upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian lahan gambut yang dijalankan oleh pemerintah desa maupun Badan Restorasi Gambut.
Dia pernah mengikuti pelatihan dan kini ikut membantu aparat dan fasilitator desa bertemu dengan warga untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan dan pelestarian lahan gambut.
Aplikasi Mitra Gambut mudahkan warga desa akses informasi terkait konservasi
Minggu, 14 April 2019 10:44 WIB