Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 543 peserta STQ Nasional ke XXV di Pontianak, Kalimantan Barat mengikuti sejumlah cabang lomba dimulai Minggu hingga 4 Juli mendatang di lima titik arena lomba.
"Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, untuk cabang Tilawah Anak-anak dan dewasa putra/putri mulai dilaksanakan hari ini, dimana lokasi perlombaan dipusatkan di Tugu Khatulistiwa," kata Ketua Umum STQ Nasional ke XXV, Syarif Kamaruzaman di Pontianak, Minggu.
Baca juga: Peserta puji Kalbar tuan rumah STQ Nasional
Kemudian cabang 1 juz dan 5 juz serta Tilawah untuk putra/putri ditempatkan di Taman Alun Kapuas. Untuk hafalan 100 hadist dengan Sanad untuk putra/putri dan untuk hafalan 500 dengan tanpa Sanad juga untuk putra/putri lokasi perlombaan di IAIN Pontianak.
Selanjutnya cabang golongan 30 juz dan Tafsir Bahasa Arab untuk putra/putri lokasi Perlombaan di perpustakaan Universitas Tanjungpura Pontianak.
"Kemudian cabang golongan 10 juz dan 20 juz untuk putra/putri, lokasi perlombaan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak," katanya.
Adapun Jumlah Kafilah peserta STQ Nasional ke XXV yang terdaftar berjumlah 543 Orang, dan diinformasikan bahwa jumlah Official, pelatih dan Ketua Kafilah dari seluruh Provinsi berjumlah 1.786 orang.
Baca juga: Menag ingatkan Dewan Hakim STQN XXV berintegritas
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan dirinya berharap dalam satu minggu ke depan, lantunan ayat suci Al Qur'an bisa berkumandang di titik 0 derajat bumi melalui kegiatan STQ Nasional ke XXV yang mulai dibuka pada malam ini.
"Selama satu minggu ke depan, kita akan melantunkan ayat suci Alqur'an di tintik 0 derajat di lintang utara dan lintang selatan bumi ini. Saya berharap, dengan pembacaan ayat suci Al Quran di titik 0 derajat bumi ini, kita bisa diberikan kemudahan untuk menggali rahasia Alquran dalam menggali ilmu pengatuhuan dan teknologi, khususnya di bumi Kalimantan Barat," kata Sutarmidji.
Menurutnya, pastinya banyak kajian ilmu pengetahuan yang harus kita gali di titik 0 derajat lintang utara dan lintang selatan bumi ini. Seperti kenapa di Tugu Khatulistiwa orang bisa dengan mudah mendirikan telur, kenapa lidah buaya bisa umbuh subutr disekitar kawasan tugu khatulistiwa, kenapa bayangan kita pada siang hari bisa hilang di tugu khatulistiwa ini, itu semua belum tentu perlu kajian yang mendalam dan jika kita kaji, sebenarnya semua itu sudah ada dalam Al Qur'an.
"Makanya, pada kegiatan ini, kita mendirikan mimbar tilawah pada titik 0 derajat tersebut agar ini memberikan kesan tersendiri bagi seluruh peserta selama kegiatan ini," tuturnya.
Baca juga: Menag harapkan STQ perekat silahturahmi setelah Pilres
Baca juga: Pemenang STQ Sultra incar gelar juara di Kalbar
543 peserta mulai ikuti cabang lomba STQ Nasional
Minggu, 30 Juni 2019 19:48 WIB