"Makanya, kita bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat dengan tinggal bersama mereka sambil memberikan edukasi kepada masyarakat. Ini saya rasa sebagai langkah yang paling efektif untuk untuk mencegah karhutla," kata Doni usai melakukan rapat bersama jajaran Pemprov Kalimantan Barat (Kalbar) dan TNI-Polri dalam pencegahan karhutla di Kalbar, Senin.
Jika hanya melakukan sosialisasi dan pertemuan singkat dengan masyarakat, dia yakin tidak akan memberikan masukan kepada masyarakat. Namun jika didampingi Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)yang telah dibentuk bisa membaur langsung dan tinggal bersama masyarakat, maka upaya mengubah pola pikir masyarakat akan bisa lebih efektif.
Doni menyayangkan, aktivitas membakar lahan yang dilakukan masyarakat untuk membuka lahan perkebunan akan menjadi tradisi yang buruk untuk keberadaan hutan dan lahan ke depan.
"Jika lahan dibakar, maka dampaknya bukan hanya pada kesehatan manusia saja, namun lebih dari itu. Berbagai biota dan makhluk hidup yang ada di dalam suatu kawasan hutan dan lahan lambat laun akan punah," tuturnya.
Menurut dia, banyak makhluk hidup yang ada di dalam hutan, baik itu burung, binatang dan tumbuhan lainnya. Jika kebakaran hutan terus berlanjut, maka ini akan menyebabkan hilangnya suatu ekosistem dan alam tidak akan seimbang.
"Ini menjadi tanggung jawab bagi kita semua untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan untuk berladang. Dan langkah mengubah pola pikir masyarakat ini akan lebih maksimal jika semua aparat bersatu padu turun ke masyarakat," katanya.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan pihaknya akan menginstruksikan kepada semua PNS yang ada di Kalbar untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Saya sendiri belakangan sering turun ke daerah-daerah dan selalu menyampaikan hal ini. Kita akan terus berupaya untuk menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mendengar arahan yang kita berikan, khususnya untuk pencegahan pembakaran hutan dan lahan ini," katanya.
Kalaupun masyarakat masih ingin membakar lahan untuk membuka ladang, menurut dia, hal itu bisa dilakukan secara bergantian dan tidak dilakukan secara bersama-sama.
"Dalam hal ini, peran RT harus bisa mendampingi masyarakat dengan buat jadwal pembakaran, jangan dilakukan secara bersamaan. Setelah dibakar, sama-sama juga apinya agar tidak menyebar," kata Sutarmidji.
BNPB telah membentuk Satgas Karhutla di Kalbar dengan anggota 1.521 personel dari BNPB, BPBD, TNI dan Polri serta masyarakat untuk mengantisipasi pembakaran hutan dan lahan di 100 titik daerah rawan karhutla di Kalbar.
Tim ini akan ditempatkan di 100 desa rawan karhutla di Kalbar dan akan mulai bertugas dalam waktu dekat.
Selama kurang lebih empat bulan, anggota Satgas Karhutla akan berbaur dengan masyarakat dan akan tinggal bersama masyarakat yang ada di desa-desa. Selama di sana, mereka akan melakukan patroli, sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat.