Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyatakan Program Desa Mandiri salah satu solusi masalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di sekitar perkebunan atau kehutanan di Provinsi Kalbar.
"Salah satu solusi dalam mengatasi karhutla di Kalbar, yakni dengan menggalakkan Program Desa Mandiri yang saat ini sedang digalakkan oleh Pemprov Kalbar bersama instansi terkait lainnya," katanya saat membuka diskusi kelompok terpumpun tentang penanganan karhutla dan solusinya di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan kalau semua indikator sebagai Desa Mandiri terpenuhi maka tidak akan ada lagi kasus pembakaran lahan di desa yang melaksanakan program tersebut.
"Sehingga ke depan konsep kami yakni bagaimana menjadikan sebuah desa tertinggal atau sangat tertinggal menjadi desa mandiri, karena di desa tersebut perekonomian masyarakatnya akan lebih baik," ungkapnya.
Selain itu, katanya, dengan status desa mandiri, dari segi infrastrukturnya juga sudah baik sehingga kalau pun terjadi kebakaran lahan bisa dengan cepat ditangani.
"Apalagi dalam 52 indikator desa mandiri juga salah satunya terkait menjaga lingkungan dan semangat gotong royong," ungkapnya.
Data Pemprov Kalbar, saat ini sudah ada 87 desa mandiri, 188 desa maju, 767 desa berkembang, 781 desa tertinggal, dan 208 desa sangat tertinggal, dari total 2.031 desa di Kalbar.
"Mari kita serius benahi, sehingga tahun depan kathutla turun drastis, dan masyarakat tidak menjadi korban kathutla lagi," katanya.
Kapolda Kalbar Irjen (Pol) Didi Haryono menyatakan karhutla menjadi masalah semua karena intinya semua menginginkan sehat, sedangkan karhutla salah satu penyebab sakit.
"Tahun 2020 langit harus biru, dan mari kita jaga alam, karena dengan begitu alam pasti menjaga kita," kata dia.
Dalam diskusi tersebut, hadir antara lain forkompimda, pengusaha perkebunan sawit, baik yang tergabung dalam Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) maupun izin kehutanan di Kalbar.