Kota Pekanbaru (ANTARA) - BPOM Pekanbaru terus menggencarkan penarikan produk ilegal beredar hingga periode pertengahan Oktober 2019 tercatat nilai ekonomi produk yang ditarik sekitar Rp500 juta atau mengalami penurunan sebesar Rp500 juta dibandingkan periode 2018 yang mencapai Rp1 miliar lebih.
"Penurunan jumlah nilai ekonomis penarikan produk makanan, obat-obatan dan kosmetik yang tidak memiliki lisensi BPOM itu terjadi karena pemahaman masyarakat mengenai produk ilegal sudah semakin maju dan sosialisasi yang terus digencarkan hingga ke pelosok desa," kata Kepala Balai POM Pekanbaru, Mohammad Kashuri di Pekanbaru, Kamis.
Baca juga: BBPOM Pontianak sita 148 jenis kosmetik ilegal
Menurut Mohammad Kashuri upaya sosialisasi ini digencarkan pada semua lapisan masyarakat baik di sekolah-sekolah dan kalangan ibu-ibu guna mengedukasi masyarakat akan pentingnya mengonsumsi produk yang sudah diuji dan diberi lisensi oleh BPOM.
Selain itu, Balai POM Pekanbaru sedang mengupayakan agar dibentuknya salah satu ekstrakulikuler di sekolah sebagai upaya mendidik anak bangsa mengenai pentingnya lisensi BPOM pada produk produk yang mereka konsumsi.
"Kami sedang merumuskan salah satu kurikulum ekstrakokuler bisa dimasukkan menyangkut BPOM ke dalam pendidikan sekolah dan program ini secepatnya akan didiskusikan dengan dinas pendidikan setempat," katanya.
Baca juga: BBPOM Pontianak sita ribuan kosmetik ilegal
Di samping itu, Balai POM Pekanbaru juga melakukan sosialisasi ke kalangan ibu-ibu isteri tentara dan melakukan survei bertujuan untuk mengawasi langsung peredaran produk ilegal yang di pasaran dan meninjau tingkat kesadaran masyarakat.
"Kegiatan ini untuk memastikan penyebaran dan produksi produk ilegal berhenti, dan dengan diadakannya survei kesadaran masyarakat tentang bahaya produk yang tidak dilegalisasi oleh BPOM, dengan harapan ada peningkatan kesadaran menjadi konsumen cerdas," kata Mohammad Kashuri.
Ia memandang bahwa bagaimana pun upaya yang digencarkan oleh BPOM dalam melaksanakan sosialisasi dan survei rutin, tidak akan ada hasilnya apabila masyarakat itu sendiri yang tidak mau berubah dalam memilah produk yang akan mereka pakai dan konsumsi.
Baca juga: BBPOM Pontianak menyita puluhan ribu kemasan obat tradisional ilegal
Baca juga: Takjil di Singkawang diperiksa BBPOM
Baca juga: BBPOM sidak keamanan pangan di supermarket
Baca juga: Semua produk impor harus didaftarkan ke BBPOM