Pontianak (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Barat memprediksi pertumbuhan ekonomi daerah itu pada 2020 di kisaran 4,9-5,3 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi yang ada berkaitan risiko yang bakal dihadapi. Risiko yang perlu dicermati seperti perang dagang AS-Tiongkok, kebijakan perdagangan CPO di Eropa dan India, hingga pelaksanaan pilkada serentak tujuh kabupaten di Kalbar,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Prijono di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa ekonomi Kalbar ke depan akan cukup terbantu degan angka inflasi yang diperkirakan tetap rendah dan stabil. Dalam tiga tahun terakhir, inflasi stabil di angka tiga persenan per tahun.
“Pada akhir 2019, inflasi Kalbar diperkirakan dapat berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi nasional 3,5+1 persen (yoy). Demikian pula pada 2020, kami proyeksikan inflasi Kalbar berada pada rentang sasaran inflasi nasional 3,0+1 persen (yoy),” kata Prijono.
Ia menyebutkan bahwa ekonomi global sepanjang tahun 2019 memang semakin tidak ramah dan menunjukkan turunnya globalisasi. Pada saat yang sama, digitalisasi meningkat pesat dengan segala manfaat dan risikonya. Setidaknya ada lima hal penting yang perlu kita cermati.
"Pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada tahun 2019 dan kemungkinan belum akan pulih pada 2020. Perang dagang terbukti berdampak buruk bagi ekonomi di banyak negara, tidak hanya Amerika dan Tiongkok," kata dia.
Sementara untuk kebijakan moneter belum tentu selalu efektif kalau hanya bekerja sendiri. Belum lagi arus digitalisasi meningkat pesat, merasuk ke berbagai sektor, industri perdagangan ritel, sistem pembayaran jasa keuangan.
Teknologi digital, kata dia, telah mengubah perilaku manusia seiring dengan semakin besarnya populasi milenial. Menurutnya, perlu perubahan model bisnis dan peningkatan kemampuan tenaga kerja.
“Oleh karena itu diperlukan sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional, moneter, fiskal, dan reformasi struktural. Bagaimana cara kita menghadapi menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi. Sinergi, transformasi dan inovasi adalah tiga kata kunci untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan menuju Indonesia maju,” tegas dia.
Kalbar sendiri pada tahun 2020 juga akan sedikit terbantu dari sektor transportasi dan logistik karena sejumlah proyek nasional diperkirakan akan selesai dan beroperasi.
“Contohnya Pelabuhan Internasional Kijing dan sejumlah pabrik di kawasan industrinya. Akan menciptakan kawasan ekonomi baru dan berdampak pada daerah sekitarnya. Begitu juga pada daya saing logistik,” kata dia.
Pertumbuhan ekonomi Kalbar 2020 diprediksi 4,9-5,3 persen
Kamis, 19 Desember 2019 13:18 WIB