Pontianak (ANTARA) - Pemerintah provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan mendatangkan 11,5 ton cabe rawit dari Tuban, Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan cabe rawit di provinsi itu.
"Saat ini, harga cabe rawit di Kalbar mencapai Rp40.000 hingga Rp70.000. Bahkan di beberapa kabupaten mencapai Rp100.000 per kilogram, hal ini dikarenakan ketersediaan cabe rawit yang terbatas mengakibatkan harganya tinggi," kata Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Muhammad Munsif di Pontianak, Sabtu.
Dia mengatakan, pihaknya mendatangkan cabai rawit ini bekerjasama dengan Perusda Kalbar. Proses untuk mendatangkannya juga dibantu Badan Ketahanan Pangan melalui biaya angkut ke Kalimantan Barat.
Perusda ditugasi mendistribusikan ke sejumlah pedagang ritel di sejumlah pasar yang bekerjasama dan didukung pedagang-pedagang lama di masing-masing pasar.
"Kami mendatangkan dari Jawa Timur (Tuban), karena disana sedang luar biasanya panen cabai rawit sehingga bisa diserap dengan mendatangkannya ke Kalimantan Barat," tuturnya.
Cabai rawit yang didatangkan ini didistribusikan utamanya ke Pasar Flamboyan. Seperti diketahui Flamboyan merupakan pusat pasokan cabai yang utama di Kalbar. Dari pasar ini secara simultan didistribusikan ke pasar-pasar lainnya termasuk hingga ke kabupaten-kota.
Munsif mengatakan Kalimantan Barat memang memiliki produksi cabai rawit, namun tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Memang ada produksi tapi analisis kami tidak mencukupi sehingga tidak seimbang antara suplay dan demand sehingga harga akan tetap tinggi," katanya.
Pihaknya sudah meminta Perusda untuk tidak memasok cabai rawit merah ini ke wilayah-wilayah yang sedang panen agar petani cabai lokal tetap punya ruang untuk memasarkan produksinya dengan harga yang wajar.
Berdasarkan data yang Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan diprediiksi pasokan cabai di sepanjang Juni ini hanya surplus di Sintang Mempawah, dan Kubu Raya.
"Cabai rawit merah ini tidak bisa disimpan lama, maka panel harga masing-masing kabupaten kami cermati pergerakannnya terutama di Pontianak, Singkawang dan Sintang sebagai daerah yang menjadi barometer pengukuran inflasi," katanya.
Ia berharap dengan adanya pasokan cabai yang datang ini harga di pasaran bisa turun mencapai Rp25 ribu per kilo. Harga itu jauh lebih rendah dibandingkan saat ini dengan kisaran Rp40.000- Rp75.000 per kilo di berbagai kabupaten-kota se Kalbar.
Kalbar datangkan 11,5 ton Cabe Rawit dari Jawa Timur
Sabtu, 6 Juni 2020 17:20 WIB