Jakarta (ANTARA) - Selain berdampak pada harga jual mobil bekasnya, penutupan pabrik Nissan di Indonesia juga diperkirakan akan berdampak pada citra merek hingga layanan purna jualnya (after sales) di Indonesia, menurut pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu.
"Sejak lama harga bekas Nissan memang tidak sebagus produk Daihatsu dan Toyota. Dengan ditutupnya pabrik Nissan, jelas, brand Nissan akan semakin turun citra keandalannya dan reputasinya di pasar Indonesia," kata Yannes saat dihubungi ANTARA, Minggu.
"Mengingat, pengalaman dari beberapa pabrik mobil yang sudah lebih dahulu tutup, sangat terasa adanya kelangkaan aftersales service dan spareparts-nya, mengingat tidak ada lagi perusahaan induk yang menjadi penjamin layanan 3S (Sales, Services, Spareparts)," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Nissan tutup pabrik di Indonesia
Lebih lanjut, ia mengatakan hal ini juga berdampak pada para diler yang tiba-tiba merasa ditinggalkan sendirian untuk berjuang menjual sisa stok yang ada.
Menurutnya, hal ini kurang bagus, tentunya bagi kepercayaan masyarakat dan mitra brand Nissan yang ada.
Ia menambahkan, komitmen berkelanjutan PT Nissan Motor Indonesia bahwa pelayanan penjualan sisa stok, service, dan pengadaan suku cadang yang diklaim "tidak ada kendala" tidak cukup dengan sekadar pembuktian.
"Tetapi harus didukung dengan publikasi yang masif, terutama kepada para konsumen yang sudah loyal terhadap merek Nissan. Karena ini adalah masalah reputasi merek Nissan di mata konsumen otomotif di Indonesia," kata akademisi Institut Teknologi Bandung itu.
Baca juga: Penjualan anjlok, Nissan hentikan operasional di Korea Selatan
Butuh Grup Kuat
Meski demikian, Yannes berharap keeksistensian dan citra Nissan di Indonesia masih dapat bertahan dan diselamatkan.
"Semoga kelak ada grup kuat yang menjadi backup brand ini di Indonesia, seperti halnya KIA yang diselamatkan reputasi brand-nya oleh grup Indomobil," pungkasnya.
Sementara itu, Nissan Motor memastikan untuk menutup pabriknya di Indonesia, sebagai bagian dari restrukturisasi besar hingga 2023 untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan merek mobil asal Jepang ini.
Nissan akan berkonsentrasi pada pabriknya di Thailand yang akan dijadikan sebagai basis produksi ASEAN bersama dengan mitra aliansinya.
Sebelum Nissan menyatakan menutup pabriknya di Indonesia, lini bisnis mobil murah Nissan di dalam negeri, Datsun, juga sudah dihentikan produksinya pada Februari.
Baca juga: Ini strategi Nissan layani pelanggan selama COVID-19
Baca juga: Nissan pinjamkan Livina dan Terra untuk operasional relawan COVID-19
Baca juga: Pabrik Nissan di Inggris mulai kembali berproduksi Juni
Penutupan pabrik Nissan akan berdampak ke citra merek
Minggu, 7 Juni 2020 12:47 WIB