Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dicurigai membayar seseorang untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (PT) atas nama dirinya saat ia lulus sekolah menengah atas dan masuk persiapan menempuh pendidikan di universitas, demikian isi tulisan keponakan Trump, Mary Trump, dalam manuskrip bukunya.
Mary L. Trump merupakan anak dari kakak Presiden Trump, Fred Trump Jr. Mary menulis buku yang disinyalir menguak banyak kehidupan keluarga Trump berjudul Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man.
Buku itu dijadwalkan terbit pada minggu depan.
Dalam bukunya, Mary, 55, menulis Trump membayar seseorang untuk mengikuti ujian SAT atas nama dirinya, demikian isi berita New York Times. SAT atau "Scholastic Aptitude Test" merupakan ujian yang wajib diikuti lulusan sekolah menengah atas di AS. Hasil ujian SAT merupakan syarat utama serta penentu proses seleksi masuk perguruan tinggi.
"Skor tinggi yang diperoleh orang bayaran Trump, Mary menambahkan, membantu Donald Trump muda diterima sebagai mahasiswa program sarjana di sekolah bisnis Wharton, University of Pennsylvania yang prestisius," tulis Mary dalam bukunya sebagaimana dikutip oleh New York Times.
Penasihat senior Gedung Putih Kellyanne Conway, saat ditanya wartawan mengenai isi buku itu oleh wartawan, Selasa, menyebutkan masalah itu merupakan urusan intenal keluarga.
"Dia bukan pasien, dia pamannya (Mary, red)," kata Conway merujuk pada gelar akademik Mary di psikologi klinis. "Saya pikir urusan keluarga diserahkan ke pihak keluarga," kata Conway.
Sementara itu, Sekretaris Urusan Media Gedung Putih Kayleigh McEnany pada Selasa berujar: "buku itu berisi kebohongan dan hanya itu".
The College Board, lembaga yang mengurusi ujian SAT, belum menanggapi pertanyaan terkait tudingan Mary terhadap Presiden Trump.
Sumber: Reuters