Pontianak (ANTARA) - Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Kalimantan Barat Susanto meminta Pemkot Singkawang untuk melibatkan tokoh agama dan masyarakat dalam membangun kesadaran masyarakat secara kolektif agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Untuk mencegah karhutla, disarankan kepada pemerintah untuk melakukan sebuah kebijakan bagaimana membangun kesadaran masyarakat secara kolektif melalui pendekatan kolektif," kata Susanto saat berkunjung ke Singkawang, Selasa.
Pemerintah disarankan untuk melibatkan tokoh-tokoh agama, yang mana selama ini mereka masih punya kepercayaan yang tinggi di kalangan umat. Selama ini, pemerintah memang sudah melakukan upaya-upaya pencegahan karhutla tetapi masih terjadi setiap tahun. "Bahkan karhutla ini sudah menjadi bencana tahunan," tuturnya.
Ini merupakan persoalan yang harus diselesaikan karena dampak dari karhutla yang ditimbulkan bukan hanya berpengaruh terhadap gangguan kesehatan tapi juga perekonomian.
"Saya harapkan kepada pemerintah mulai menyadari dan merangkul para tokoh agama untuk menjadikan mereka sebagai Dai Lingkungan," pintanya.
Karena masyarakat butuh sebuah panutan dan keteladanan, dengan demikian karena Dai menjadi panutan di kalangan umat, Insya Allah dengan sendirinya akan terbangun kesadaran kolektif di masyarakat.
"Sedangkan masyarakat sendiri akan lebih merasa memiliki terhadap pengelolaan lingkungan," katanya.
Alasannya, banyak kejadian karhutla jika dilihat dari segi penyebabnya adalah lebih mendominasi karena ulah manusia. "Saya katakan karena ulah manusia, maka dari itu yang disadarkan adalah manusianya," ucapnya.
Sehingga, dengan sudah terbangunnya kesadaran kolektif maka pemerintah tidak lagi repot serta tidak susah payah mencegah karhutla. "Selain itu, dengan kesadaran kolektif tersebut maka dengan sendirinya masyarakat akan merasa memiliki dan terpanggil untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dari awal," jelasnya.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin mengatakan, jika pihaknya bersama instansi terkait telah melaksanakan patroli terpadu dan posko pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) khususnya di Kelurahan Setapuk Kecil, Kecamatan Singkawang Utara.
"Tim juga melakukan Patroli Preemtive dan Preventive pencegahan karhutla dalam bentuk anjangsana, sosialisasi serta edukasi akan dampak kebakaran hutan dan lahan kepada warga, juga dilakukan pemantauan daerah rawan Karhutla serta pengukuran tinggi muka air gambut," katanya.
Dia mengingatkan kembali, bahwa setiap warga negara berkewajiban untuk menjaga kelestarian flora dan fauna serta memelihara ekosistem dan lingkungan hidup khususnya memasuki musim kemarau dalam upaya melindungi masyarakat dari dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Serta mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan atau kebun dengan cara dibakar khususnya di wilayah Kota Singkawang.
"Tujuannya agar tidak menimbulkan bencana asap, pencemaran udara, gangguan kesehatan dan mengganggu kegiatan masyarakat lainnya," katanya.