Kota Kinabalu (ANTARA) - Dua tenaga kerja Indonesia (TKI) di Sabah, Malaysia, yang bekerja sebagai nelayan dilaporkan tenggelam pada hari Jumat (15/1), hingga Minggu belum ditemukan.
Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Sabah Krisnha Djelani yang dihubungi via telepon selulernya, Ahad, membenarkan telah mendapatkan informasi tenggelamnya dua WNI di perairan Kuala Meruap Lahad Datu.
Ia mengaku bahwa saat ini masih berkoordinasi dengan majikan dan keluarga kedua WNI ini yang berdomisili di Kinabatangan Sandakan.
"Iya, benar kami juga sudah menerima informasi soal tenggelamnya kedua WNI ini yang tinggal di Kinabatangan Sandakan. Akan tetapi, lokasi kejadiannya di wilayah kerja Konsulat RI Tawau," ucapnya.
Informasi yang diperoleh dari aparat kepolisian Lahad Datu Malaysia bahwa kapal nelayan yang tenggelam tersebut dengan tiga anak buah kapal asal Indonesia dan seorang asal Filipina. Ketiga WNI yang dimaksudkan adalah Andi bin Manso selaku kapten kapal Sindora dan Adrian bin Bakhtiar, ketiganya asal Buton, Sultra.
Sementara itu, ABK asal Filipina bernama Oyong. Seorang WNI bernama Adrian bin Bakhtiar berhasil diselamatkan oleh kapal yang melintas pada saat kejadian, sedangkan Andi bin Manso dan Sindora bersama warga Filipina belum ditemukan.
Sesuai dengan laporan kepolisian yang dilakukan WNI yang selamat (Adrian bin Bakhtiar) pada hari Jumat (15/1) sekitar pukul 12.41 waktu setempat di Balai Polis Tambisan Lahad Datu Nomor: Tambisan/000012/21 disebutkan bahwa pada hari Kamis (14/1) sekitar pukul 18.00 waktu negara itu ketiga WNI ini berangkat menangkap udang di Perairan Segama ke arah laut Kuala Meruap.
Dalam perjalanan, sekitar pukul 04.00 tiba-tiba kapalnya terbalik dan tenggelam sehingga ABK tidak sempat menyelamatkan diri karena suasana dalam gelap gulita.