Pontianak (ANTARA) - Bupati Kayong Utara, Kalimantan Barat Citra Duani mengakui bahwa orang tua siswa dan sejumlah guru berharap dan rindu akan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah.
"Sebenarnya orang tua siswa dan tenaga pendidik sudah sangat berharap proses belajar mengajar tatap muka bisa segera diselenggarakan. Namun, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Kalbar, pemerintah provinsi menginstruksikan untuk sementara menunda proses belajar mengajar tatap muka sampai bulan Februari," ujar Citra Duani saat dihubungi di Kayong Utara, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa sebagian orang tua siswa maupun guru beralasan dengan KBM secara tatap muka di sekolah lebih efektif.
"Ada yang menilai proses belajar mengajar dengan tatap muka dinilai lebih efektif dibandingkan secara daring atau dalam jaringan," katanya.
Sebenarnya, kata Citra Duani, sekolah-sekolah yang ada di Kayong Utara telah siap untuk menerapkan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak), jika KBM tatap muka harus dilaksanakan
"Persiapannya sudah jauh-jauh hari. Prinsipnya kita mengikuti arahan dari Gubernur Kalbar, karena kalau seandainya disuruh dilaksanakan tatap muka akan kita laksanakan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara Bambang Suberkah menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mendukung penuh pemerintah provinsi dalam penanganan COVID-19 di negeri betuah tersebut.
Sementara itu, langkah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar telah melakukan tes usap (swab) dan atau tes cepat (rapid) antigen terhadap penumpang angkutan air yang datang dari Kabupaten Kayong Utara.
"Terima kasih, sudah membantu menelusuri masyarakat Kayong Utara. Namun, alangkah baiknya itu juga diberlakukan terhadap kabupaten lain, Kayong Utara ini tidak banyak kasus, justru yang banyak masuk itu orang-orang dari berbagai daerah di luar Kayong Utara, baik melalui udara (bandara) maupun pelabuhan (laut). Harusnya semua yang masuk dilakukan tes usap," ujarnya.
Ia menyarankan Satgas Penanganan COViD-19 Kalimantan Barat dapat lebih fokus kepada pendatang dari luar yang datang dengan jalur udara maupun laut.
Menurutnya, untuk warga yang banyak positif di daerah, seperti Sambas dan Sintang, kenapa tidak dilakukan hal yang sama saat masuk ke Pontianak.
"Kenapa pendatang dari daerah lain tidak dites usap masuk ke Pontianak. Ini saya tidak tahu, yang masuknya lewat bandara atau pelabuhan, harusnya dites usap semua, mungkin itu lebih bermanfaat, sehingga melindungi masyarakat Kalbar keseluruhan," tuturnya.