Pontianak (ANTARA) - Mengawali tahu 2021 Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Pontianak sudah mencatat ada 3.233 investor baru dan angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam pasar modal di Kalbar.
"Perkembangan pasar modal di awal tahun 2021 selama Januari mengalami kenaikan luar biasa khususnya pertambahan investor baru yang tercatat 3.233 investor baru," ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Cabang Pontianak Taufan Febiola di Pontianak, Minggu.
Ia menyebutkan bahwa pada 2020 lalu sendiri jumlah investor baru di Kalbar hanya mencapai 8.592 Single Investor Identification (SID).
"Dengan potret awal tahun ini yang meningkat signifikan menandakan gairah pasar modal meski di tengah pandemi COVID-19 tetap membaik," katanya.
Ia menambahkan bahwa untuk total transaksi pasar modal Kalbar selama tahun lalu untuk transaksi saham saja naik dari Rp7,4 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp25,78 triliun pada 2020 atau terjadi kenaikan 350 persen lebih.
"Dari sisi jumlah investor saham saja mengalami kenaikan dari 17.464 investor pada 2019 menjadi 26.056 investor pada 2020. Artinya ada penambahan investor baru saham sebanyak 8.592 investor, jauh lebih tinggi dari penambahan investor baru di tahun 2019 yang hanya sebesar 6.049 investor," katanya.
Sementara untuk target di tahun 2021 pihaknya berharap ada transaksi saham dari Kalbar stabil di atas Rp20 triliun. Kemudian untuk penambahan investor baru bisa tercapai 10.000 SID.
"Jika melihat antusiasme masyarakat dalam mencari informasi tentang produk pasar modal Indonesia melalui kantor BEI wilayah Kalbar kami sangat optimis target yang ada bisa terwujud," katanya.
Untuk strategi di tahun 2021 ini pihaknya akan fokus melalukan edukasi melalui sosial media menggandeng influencer lokal, menambah galeri investasi dan mengajak perusahaan - perusahaan di Kalbar untuk go public atau melantai di pasar modal. Sejauh ini jumlah sekuritas di Kalbar sudah mencapai 14, yang baru masuk ada 2 yaitu Sucor Sekuritas dan Korea investment & Sekuritas Indonesia.
"Tantangan di tahun 2021 tentunya masih akan dipengaruhi efek pandemi COVID- 19 yang belum memungkinkan kita untuk menjangkau seluruh wilayah Kalbar," ucapnya.