Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat menetapkan status siaga bencara klebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena semakin banyak lahan gambut terbakar di daerah itu.
"Besok akan kita terbitkan SK status siaga bencana karhutlanya, untuk mengantisipasi semakin banyaknya lahan yang terbakar," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan BPBD Kubu Raya yang dibantu TNI/Polri sudah berupaya maksimal memadamkan setiap lahan yang terbakar di kabupaten itu.
Namun, karena sebagian besar lahan yang ada di Kubu Raya adalah gambut, dengan tidak adanya hujan dalam waktu hampir satu bulan terakhir, mengakibatkan banyak lahan gambut yang mudah terbakar.
"Untuk mengantisipasi hal itu, kita sudah membuat beberapa sekat kanal, untuk mengantisipasi lahan yang terbakar ini. Selain itu, kita juga membuat beberapa sumur di lahan yang terbakar, untuk memudahkan petugas pemadam mendapatkan sumber mata air," tuturnya.
Muda menuturkan berdasarkan perkembangan titik api dari BMKG, kondisi di Kubu Raya fluktuatif, di mana tiap hari, kadang sedikit, kadang jumlahnya lumayan banyak.
"Namun, kita bersyukur, api yang ada masih bisa dikendalikan dan belum sampai mengganggu penerbangan karena jarak pandang untuk pesawat masih bisa, meski di sekitar Bandara Supadio mulai diselimuti asap, kemudian api juga masih bisa dipadamkan oleh petugas agar segera serta tidak meluas," kata dia
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya Mokhtar mengatakan pihaknya telah mengintensifkan patroli untuk mencegah karhutla di daerah itu.
"Sejak beberapa pekan terakhir, kita sudah mengintensifkan tim untuk melakukan patroli di lapangan sebagai upaya pencegahan karhutla," katanya.
Dia mengatakan titik panas indikasi awal kebakaran terpantau di beberapa wilayah Kubu Raya, namun tidak sampai menimbulkan kebakaran lahan dalam skala besar.
Ia menuturkan di Kubu Raya titik panas terpantau di Kecamatan Kubu, Rasau Jaya, Sungai Kakap, dan Sungai Raya.
Titik-titik panas yang terpantau, kebanyakan berasal dari kegiatan pembakaran sampah yang dilakukan oleh warga, bukan dari pembukaan lahan dengan cara membakar.