Hal tersebut dirasakan Ngatikno (60), penggiat usaha jasa penggilingan bakso di Pasar Rangga Sentap, Kecamatan Delta Pawan, Ketapang.
Saat ditemui di kediamannya, Ngatikno mengaku, sebelum menggunakan jaringan PLN, untuk mengoperasikan penggilingan bakso masih menggunakan mesin genset jenis TS, dengan biaya lebih besar karena memerlukan bahan bakar solar, belum lagi biaya perawatan dan perbaikan jika sewaktu-waktu rusak.
Seiring berjalannya waktu, tempat usaha yang sebelumnya berada dari Pasar Melati kemudian pindah ke Rangga Sentap, pengoperasian mesin penggilingan beralih menggunakan dinamo yang sudah dimodifikasi. Pada penggunaan dinamo, dirinya mengaku sudah memakai jaringan listrik PLN.
"Sejak menggunakan listrik PLN, proses produksi menjadi lebih efisien, mudah dan praktis, hanya dayanya masih kecil. Saya ingin segera mengajukan penambahan daya listrik karena usaha yang terus berkembang," tutur pria yang merintis usaha sejak tahun 1986 ini.
Untuk terus melancarkan usaha jasa penggilingan, sekarang dirinya terus mengandalkan jaringan PLN.
"Untuk proses produksi, mesin yang saya gunakan paling banyak memerlukan listrik bukan penggilingan dagingnya, melainkan mesin pemanas bulat bakso," sambungnya.
Lelaki asal Kota Solo ini menambahkan, listrik merupakan bagian penting dalam menopang ekonomi pelaku usaha, teruma bagi yang menggunakan mesin. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau agar PLN dapat menjaga stabilitas tegangan listrik yang sampai ke persil pelanggan.
"Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya, sehingga usaha yang dijalankan oleh para pelaku UMKM di Ketapang ini dapat terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu," tambahnya bersemangat.
Baca juga: Stimulus listrik gratis ringankan beban hidup nelayan di Ketapang
Baca juga: PLN raih Renewable Energy Markets Asia Awards 2021
Baca juga: Wakil Bupati Bengkayang dukung penyelesaian PLBN Jagoi Babang
