Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyoroti permasalahan peningkatan kasus COVID-19 di provinsi itu di mana saat ini banyak kasus baru yang datang dari perbatasan.
"Saya menyampaikan tentang kondisi perbatasan yang harus disikapi secara tegas. Kita melihat bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Kalbar lewat Aruk, Entikong, Badau, dan sebagainya bukan hanya penduduk Kalbar tapi juga di luar Kalbar," kata Sutarmidji di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Kabupaten Landak persiapkan pemdes hingga RT dalam penerapan PPKM mikro
Ia menjelaskan, ketentuan orang yang dari luar negeri harus karantina lima hari dengan tes swab PCR tidak boleh swab antigen, namun hal ini memicu masalah baru karena pemerintah perlu menyediakan 2.500 tempat untuk mereka dikarantina selama 5 hari.
"Kalau di Aruk khususnya dalam hal karantina tidak ada masalah, karena tempat karantinanya disediakan kamar-kamar. Untuk yang dari luar Kalbar kami akan siapkan tempat karantinanya di Pontianak, sedangkan di Entikong di dalam hanggar.
Sempat juga beredar di media sosial bahwa terjadi kerumunan sebab mereka baru datang dan mereka semua itu tidak boleh keluar. Mereka di sana juga harus diswab PCR dua kali baru boleh keluar dari tempat isolasi.
Baca juga: Kabupaten Landak tunggu arahan Gubernur terkait penerapan PPKM mikro
Sutarmidji menambahkan, sekarang ini kita akan dibagi, nantinya isolasi di Entikong hanya untuk menunggu keluarnya swab pertama, setelah itu dikirim kembali ke kabupaten atau kota tempat ia berasal kemudian dikarantina di bawah pengawasan satgas di tempatnya masing-masing.
Ia juga menyebutkan beberapa daerah yang rawan akibat peningkatan kasus harian COVID-19.
"Kemudian saya sampaikan juga daerah-daerah yang sedang rawan saat ini seperti Sintang, Sekadau, Sanggau, dan Melawi. Saya sendiri sangat khawatir dengan Kayong Utara dan Kubu Raya karena testingnya sangat rendah," katanya.
Sutarmidji menyebut dirinya bingung dengan daerah-daerah tersebut karena hanya menyampaikan surat swab saja.
Baca juga: Bupati Muda pastikan setiap desa siap terapkan PPKM mikro
"Ketakutan mereka itu kalau banyak kirim takutnya banyak yang positif dan kasus di tempat mereka meningkat. Harusnya semakin banyak kita dapat melakukan tracing dan testing, kita banyak tahu orang yang terjangkit, maka kita bisa dengan cepat mengobatinya," jelas Sutarmidji.
Hingga menurut Sutarmidji, hal tersebut akan berdampak pada tingkat fatal dan kematiannya rendah dan memudahkan orang untuk segera sembuh.
"Kalau mau membuat keterjangkitan virus saat ini sebesar 0 itu sulit dan tidak mungkin, jadi yang terpenting itu menjaga imunitas orang supaya bisa melawan virus itu," katanya.
Baca juga: Warung kopi di Jalan Ampera Kota Baru masih beroperasi jelang Subuh
Baca juga: Pemprov Kalbar tetapkan PPKM mikro di seluruh kabupaten dan kota
Baca juga: Siap-siap, Kalbar segera berlakukan PPKM mikro
Sutarmidji soroti permasalahan masuknya COVID-19 dari perbatasan
Jumat, 23 April 2021 15:38 WIB