Jakarta (ANTARA) - Selanjutnya di Eropa, berdasarkan Federasi Caravan Eropa pada 2020 penjualan mobil rumah itu meningkat 12 persen mencapai angka penjualan 235.000 unit.
Mengutip AFP, Kamis, peningkatan tren berpergian dengan campervan terjadi di luar negeri khususnya di benua Eropa, Amerika Serikat, dan Australia sepanjang COVID-19 berlangsung.
Salah satunya adalah Jean- Michel Sibois warga Prancis yang sudah pensiun dari pekerjaannya, ia menjadi bagian dari orang- orang yang “kabur” dengan campervan-nya dari pandemi COVID-19.
“Kami ingin sedikit lebih leluasa, tidak terlalu dibatasi untuk mendapatkan sedikit kedamaian,” katanya menjelaskan kondisi kesehatan dan lingkungan yang serba terbatas akibat pandemi.
Pengusaha rental mobil rumah mewah Julie Vignaux pun berpendapat dengan kendaraan untuk berlibur itu orang- orang dapat tetap aman karena kendaraan itu seperti “balon keamanan yang sehat”.
Selain dianggap lebih sehat bagi orang tua, anak- anak muda yang memutuskan berpergian dengan campervan di masa pandemi pun berpendapat cara itu mengeluarkan biaya yang lebih murah.
Kegembiraan Penuh
Di bagian Barat Prancis, terdapat satu perusahaan bernama “Pilote Company” yang menyediakan layanan memodifikasi mobil untuk menjadikannya kendaraan rumah dengan menambahkan tempat tidur, dapur, hingga kamar mandi.
“Ini benar- benar menyenangkan, kami memiliki banyak permintaan. Banyak klien yang menginginkan kendaraan mereka selesai sebelum musim panas,” ujar juru bicara Pilote Company Antoine Gueret.
Meski bertumbuh setiap tahunnya, pandemi COVID-19 seakan- akan mempercepat pertumbuhan industri berpergian dengan mobil rumah.
Di Amerika, pesanan untuk berkemah menggunakan campervan juga memberikan kegembiraan untuk penyedia layanan campervan mewah Airstream.
Hingga 2022, Airstream mencatat seluruh layanannya telah penuh karena booking.
“Kami sebenarnya sudah mengantisipasi layanan Airstream akan mengalami lonjakan sebagai alternatif berpergian yang aman karena COVID-19, namun permintaan pasar melebihi harapan kami,”kata Chief Executive Airstream Bob Wheeler.
Perusahaan induk Airstream yaitu Thor Industries mencatat selama pandemi di 2021 mereka berhasil mencapai omset tertinggi dengan 2,7 miliar Dolar AS dan berhasil memenuhi permintaan pasar hingga akhir tahun.
Perkembangan industri campervan secara global pun diperkirakan meningkat hingga 7 persen pada 2025, berkaca pada pendapatan dari 2020 yang mencapai 42 miliar Dolar AS untuk seluruh dunia.
Hal itu dipaparkan Konsultan Perjalanan Arizton dalam laporannya, selain itu faktor pendorong naiknya tren ini karena dapat mendukung penerapan protokol kesehatan.
“Kendaraan ini menyediakan cara yang aman dan pribadi untuk bepergian, ini dianggap sebagai alternatif perjalanan teraman selama pandemi virus corona, dengan tetap mempertahankan norma jarak sosial," kata Arizton dalam laporannya.
Harapan milenial
Meski identik dengan kendaraan untuk pensiun, kini campervan mengikuti perubahan zaman menjadi atraksi baru untuk konsumen yang lebih muda.
Thor Industries menyebut bahwa milenial merupakan pasar yang lebih besar di masa pandemi dibandingkan dengan generasi “baby boomers”.
US RV Industry Association (RVIA) mencatat kini pembeli mobil rumah didominasi oleh usia yang lebih muda sekitar rentan usia 41 tahun meski pemilik campervan masih didominasi oleh para pensiunan dengan rata- rata usia 53 tahun.
Juru bicara RVIA Monika Geraci menyebutkan para pembeli muda menghabiskan rata- rata sebesar 67.000 Dolar AS untuk membeli campervan.
Dengan mulai langkanya unit mobil rumah yang baru, beberapa orang menyewakan campervan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar. Beberapa memilih untuk melakukan modifikasi untuk menggunakan mobilnya untuk kebutuhan mereka.
Contohnya seperti salah seorang siswa asal Swiss Elise Bijou yang mengubah mobilnya menjadi campervan untuk melakukan travelling dari Belgia ke Portugal.
“Dengan mengembara saya bisa hidup di tengah COVID-19, saya hampir terputus dari pembatasan," katanya.