Pontianak (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Agus Chusaini mengatakan bahwa inflasi di Kalbar pada Agustus 2021 mencapai 0,08 persen didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Untuk inflasi secara tahun ke tahun saat ini angkanya 1,69 persen dan itu masih di bawah sasaran inflasi nasional yakni di kisaran 3 persen,” kata Agus di Pontianak, Kamis.
Angka inflasi Agustus 2021 di Kota Pontianak 0,08 persen, Kota Singkawang sebesar 0,18 persen dan Kabupaten Sintang 0,111 persen.
“Untuk komoditasnya sendiri lima penyumbang inflasi terbesar di antaranya minyak goreng, tomat, ikan tongkol, kangkung dan sawi hijau. Sedangkan penahan inflasi yakni daging ayam ras, udang basah, kacang panjang, bayam dan bahan bakar rumah tangga,” katanya.
Pandemi COVID-19 menurutnya masih menjadi resiko inflasi di Kalbar. Selain itu anomali cuaca dan bencana alam di sentra produksi juga perlu menjadi perhatian.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar inflasi di Kalbar terus terkendali,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengecek dan memantau kondisi harga pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen dalam rangka mengendalikan inflasi di daerah.
"Bila ada fluktuasi harga pangan yang melebihi psikologis kami segera melakukan intervensi dengan berbagai bentuk kegiatan. Selama ini harga masih terkendali dan kami akan terus mengecek dan memantau," kata dia.
Meski tidak ada gejolak harga intervensi kebijakan agar harga stabil pihaknya sudah melakukan sejumlah kegiatan dan bisa juga menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Kegiatan kami ada pasar murah. Pasar murah yang setiap saat dilakukan melalui Toko Tani Indonesia Center, ada pasar murah online bersubsidi ongkos kirim (ongkir), ada juga dukungan distribusi ke kabupaten berupa subsidi ongkir dan kemasan sehingga harga lebih murah," jelas dia.
Ia menyebutkan untuk harga pangan strategis di 14 kabupaten atau kota di Kalbar per 2 September 2021, untuk beras premium di tingkat konsumen rata - rata Rp13.736 per kilogram dan medium Rp12.343 per kilogram.
Kemudian untuk tepung terigu Rp8.786 per kilogram, cabai rawit Rp54.614 per kilogram, cabai keriting Rp38.462 per kilogram, bawang merah Rp32.143 per kilogram, bawang putih Rp26.971, telur ayam Rp26.443 per kilogram, gula pasir Rp12.879, daging ayam Rp38.900 per kilogram, daging sapi Rp140.479 per kilogram, kedelai Rp11.917 dan minyak goreng Rp15.546 per kilogram.