Kapuas Hulu (ANTARA) - Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan adat istiadat dan buku adat dapat dijadikan benteng dari pengaruh negatif perkembangan globalisasi, terutama untuk generasi muda di wilayah itu.
"Dengan adanya buku adat istiadat dan hukum adat diharapkan menjadi benteng dari pengaruh negatif di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan globalisasi saat ini," kata dia saat meluncurkan buku "Adat Istiadat dan Hukum Adat Dayak Tamambalo Apalin" di Desa Benua Tengah, Kapuas Hulu, Kalbar, Sabtu (18/12).
Dia mengatakan pelestarian adat dan budaya melalui buku adat istiadat dan hukum adat itu sebagai penting, sehingga nilai-nilai adat dan budaya peninggalan leluhur, khususnya di komunitas Suku Dayak Tamambalo Apalin.
Menurut dia, buku adat istiadat dan hukum adat juga bisa dijadikan referensi serta literasi yang dapat menceritakan kehidupan masyarakat adat Tamambalo Apalin dalam berinteraksi, berkehidupan, dan berbudaya.
"Buku itu adalah upaya kita untuk bisa melestarikan adat dan budaya agar dikenal oleh generasi mendatang serta tidak hilang oleh perubahan zaman," ucap Fransiskus.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi kepada generasi muda Dayak Tamambalo Apalin yang menginisiasi pembuatan buku adat serta mengajak para tetua untuk melakukan musyawarah dalam pembuatan buku adat.
Ia berharap, buku adat istiadat dan hukum adat tersebut dapat mewariskan adat istiadat dan budaya Dayak Tamambalo Apalin untuk generasi mendatang.
"Teruslah berkarya serta berinovasi di tengah perkembangan zaman, tetapi kita harus berpegang teguh pada adat istiadat dan budaya yang dapat membentengi kita agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif di tengah perkembangan teknologi informasi," kata dia.
Bupati Kapuas Hulu sebut adat istiadat benteng dari pengaruh globalisasi
Minggu, 19 Desember 2021 17:04 WIB