Pontianak (ANTARA) - Wali kota Singkawang Tjhai Chui Mie menjelaskan komitmennya dalam membangun Kota Singkawang Kalimantan Barat dengan melibatkan berbagai pihak tanpa memandang “warna kulit” atau identitas kesukuan dari setiap orang yang terlibat di dalam kegiatan tersebut demi toleransi yang sudah ada sejak lama.
“Di Singkawang ada 17 etnis, mereka dilibatkan dalam setiap agenda kegiatan kota,” kata Tjhai Chui Mie, saat menerima kunjungan Kepala Biro ANTARA Kalbar Teguh Imam Wibowo, di Kantor Wali Kota Singkawang, Selasa (11/1).
Menurut Tjhai Chui Mie, pelibatan semua etnis yang ada dalam kegiatan budaya yang diagendakan pemerintah kota itu sudah dimulai sejak awal setelah dia dilantik sebagai Wali Kota Singkawang pada 17 Desember 2017 lalu. Kegiatan budaya selain menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), juga atas partisipasi dari masyarakat kota setempat.
Kegiatan budaya yang pertama kali digelar, adalah Perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018, selain panitianya dari beragam etnis, dalam kegiatan itu juga diberikan kesempatan kepada 17 etnis yang ada di Singkawang ikut menampilkan pertunjukan seni budaya.
Kemudian disusul dengan kegiatan Ramadhan Fair 2018 yang melibatkan etnis Melayu dan Tjhai Chui Mie menjadi ketua panitia kegiatan itu.
Panitia menyiapkan pasar juadah yang melibatkan banyak pihak dan memberikan kesempatan kepada warga Kota Singkawang dan sekitarnya untuk meramaikan kegiatan itu. Kemudian juga ada kegiatan Christmas Day dengan panitia dari etnis Dayak yang juga melibatkan pemuda dari Tionghoa, Melayu, Madura dan etnis lainnya.
“Jadi kita semua, tanpa melihat warna kulit merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita melihat apa yang bisa dia kerjakan, bukan melihat siapa dia,” katanya menjelaskan.
Tjhai Chui Mie, menambahkan, dengan adanya kegiatan bersama itu, pihaknya ingin menumbuhkan rasa saling mencintai, saling menghargai, dan timbulnya kasih sayang. “Tidak melihat siapa kita, siapa dia, karena yang dilihat adalah keluarga besar Kota Singkawang yang bersama-sama membangun kota,” katanya lagi.
Kemudian mengenai pengelolaan kebersihan di pasar tradisional kota tersebut yang dikenal sebagai Pasar Hongkong yang selalu ramai saat malam hari. Menurut Tjhai Chui Mie, saat ini pemerintah kota sedang menyiapkan fasilitas pengelolaan sampah dan drainase di kawasan pasar tersebut agar tidak kotor dan kumuh. Sehingga wisatawan tidak khawatir saat berjalan kaki di sekitar kawasan tersebut.
Selain menyampaikan komitmennya membangun kota yang melibatkan berbagai etnis yang ada tersebut, dia juga menjelaskan pembangunan bandara Singkawang yang sampai saat ini masih terus dilakukan.
Wali Kota juga menyatakan pembangunan bandara di Singkawang menjadi prioritas pada tahun 2022 sehingga pada 2023 pesawat bisa terbang dari Jakarta menuju ke Singkawang. Dia mengatakan sudah disiapkan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan bandara tersebut.
Dia berharap dapat selesai mengingat cita-cita adanya bandara itu sudah sejak 14 tahun yang lalu.
Selain itu juga sedang menyiapkan jalan alternatif lain menuju Kota Singkawang untuk memudahkan transportasi darat ke kota tersebut. Selain jalan utama dari arah pantai yang selalu ramai dan padat saat akhir pekan.
Sementara itu, Kepala Biro ANTARA Kalbar, Teguh Imam Wibowo menyatakan Kota Singkawang merupakan kota yang menarik untuk tujuan wisatawan di Kalbar.
“Setiap orang yang berkunjung ke Kalbar, sepertinya tidak sah kalau belum ke Singkawang,” katanya.
Oleh karena itu, dia berpendapat agar pemerintah kota setempat dapat memberikan fasilitas tambahan dan terbaik agar wisatawan semakin ramai dengan betah berkunjung ke kota seribu kelenteng tersebut.
Teguh juga mengatakan Singkawang perlu menyambut peluang dengan hadirnya Pelabuhan Internasional Kijing yang nantinya menjadi pelabuhan terbesar di Kalimantan. Dan hal tersebut dibenarkan Wali Kota itu.
Dalam silaturahmi itu, Kepala Biro ANTARA Kalbar memberikan plakat kepada Wali Kota Singkawang.
Wali Kota Singkawang tegaskan komitmen bangun daerah libatkan semua etnis
Rabu, 12 Januari 2022 19:40 WIB