Pontianak (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat meluncurkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) dalam upaya mencapai target penurunan angka stunting di provinsi itu.
"Aplikasi Elsimil itu sudah bisa di download oleh masyarakat khususnya bagi calon pasangan pengantin," kata Plt Kepala BKKBN Kalbar, Muslimat di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Kawal kesiapan nikah generasi milenial, BKKBN luncurkan website "Siap Nikah"
Dia menjelaskan, aplikasi itu tentang identitas diri yang berguna untuk melihat kondisi calon pengantin, berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), hemoglobin (HB), dan dalam kondisi sehat.
Selain itu BKKBN telah melakukan uji coba aplikasi yang menjadi inovasi BKKBN dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting, mulai dari hulu sampai hilirnya, khususnya calon pengantin dengan dibekali pemahaman tentang pencegahan stunting, terutama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Melalui aplikasi ini ujarnya lagi, diharapkan dapat melihat kesiapan calon pengantin, apakah siap secara kesehatan dalam membina rumah tangga nantinya.
Baca juga: Kepala DP3KB Kubu Raya ingatkan pernikahan dini itu pencetak stunting
"Aplikasi ini juga sebagai bentuk edukasi kesehatan reproduksi serta perbaikan gizi terhadap perempuan calon pengantin dan promosi perilaku hidup sehat," ujarnya.
Dia menambahkan, di Kalbar kondisi stunting tidak cukup baik, karena di setiap kabupaten/kota punya permasalahan tersendiri sehingga perlu dukungan semua pihak dalam penanganannya, terutama du Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang dan Melawi.
"Masalah stunting bukan hanya karena gizi buruk, tetapi juga dipengaruhi banyak faktor, seperti sanitasi, air bersih, lingkungan bersih dan pola hidup," ujarnya.
Baca juga: Warga negara Yaman palsukan buku nikah untuk mendapatkan izin tinggal
BKKBN Kalbar telah melakukan berbagai program dalam menurunkan angka stunting, seperti sosialisasi bagi para remaja yang akan berumah tangga, kemudian juga bersama Kementerian Agama dalam melakukan penyuluhan stunting kepada calon pengantin.
"Saat ini kami juga sudah merekrut sebanyak 12.609 orang kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), yakni terdiri dari, bidan, kader PKK dan kader KB yang tersebar di daerah-daerah di mana kader itu berdomisili. Para TPK itu diberi tugas melakukan pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting seperti para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita," katanya.