Pontianak (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalbar mencatat kinerja APBN terutama pendapatan pajak di Provinsi Kalbar sampai Mei 2022 mengalami tren positif dan hal itu sejalan dengan adanya perekonomian yang kian membaik.
"Dari berbagai indikator yang ada dan seiring ekonomi membaik, kinerja pendapatan APBN di Kalbar mengalami tren positif juga. Ini tentu menjadi harapan bersama terus mengalami tren positif," Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalbar, Imik Eko Putro di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan penerimaan pajak masih tumbuh positif konsisten sejak Maret 2021. Selanjutnya, penerimaan sektoral kumulatif seluruh jenis usaha tumbuh positif dan sektor industri pengolahan masih mencatatkan pertumbuhan tertinggi yang didorong oleh kenaikan harga komoditas sawit.
Baca juga: Penyerapan APBN di Kalbar Triwulan I- 2022 capai 13,23 persen
"Sedangkan, untuk sektor perdagangan masih menjadi kontributor terbesar penerimaan perpajakan. Pertumbuhan penerimaan yang positif diharapkan terus berlanjut seiring dengan implementasi UU HPP yang mendorong peningkatan kepatuhan dan keadilan serta perluasan basis penerimaan pajak yang lebih berkelanjutan," jelas dia.
Ia menyebutkan untuk penerimaan hingga Mei 2022 per jenis pajak yakni untuk PPh Non-Migas Rp2.135 miliar atau tumbuh 75,82 persen, PPN dan PPnBM Rp1.996 miliar atau tumbuh 48,83 persen, PBB Rp42,02 miliar atau tumbuh 21,13 miliar dan pajak lainnya Rp33,81 miliar atau tumbuh negatif 36,58 persen.
"Dilihat dari capaian pendapatan di setiap akhir tahunnya, capaian di Kalbar selalu berada di atas 90 persen, bahkan di masa pandemi COVID-19 yakni 2020 dan 2021 capaian pendapatan di Kalbar berada di atas 100 persen, yaitu sebesar 108,990 persen dan 126,65 persen. Hingga akhir Mei 2022, realisasi penerimaan perpajakan di Provinsi Kalbar mencapai Rp4,2 triliun atau tumbuh 59,14 persen (yoy) dan mencapai 55,74 persen dari target APBN tahun 2022," kata dia.
Baca juga: Tekan impor dan hemat APBN, PLN siap konversi LPG ke kompor induksi
Baca juga: Presiden sebut Indonesia antisipasi varian baru Omicron sedini mungkin
Untuk realisasi penerimaan perpajakan dari kepabeanan dan cukai lingkup Provinsi Kalbar 31 Mei 2022 sendiri mencapai Rp872,59 Miliar atau 198,25 persen dari target APBN tahun 2022. Nilai penerimaan tersebut yakni untuk penerimaan Bea Masuk Rp20,93 Miliar atau tumbuh 69,78 persen didominasi oleh senyawa heterosiklik, penerimaan Bea Keluar Rp838,25 miliar atau tumbuh 94,69 persen didominasi oleh ekspor minerba, bauksit, CPO dan turunannya dan penerimaan cukai Rp13,40 miliar atau tumbuh negatif 31,52 persen.
"Sedangkan, untuk realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai khir Mei 2022 telah mencapai Rp380,84 miliar atau sekitar 47,36 persen dari total pagu tahun 2022, yang mana terdiri dari pendapatan Badan Layanan Umum Rp142,87 miliar dan PNBP lainnya Rp237,98 miliar," jelas dia.
sebelumnya Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalbar, Imik Eko Putro mengatakan realisasi penyerapan APBN oleh Kementerian dan Lembaga (K/L) di Kalbar hingga April 2022 sebesar Rp2.324,78 miliar atau sekitar 22,73 persen dari pagu belanja Rp10.229, 87 miliar.
"Realisasi ini mengalami penurunan sebesar 13,34 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya di periode yang sama. Penyebabnya antara lain karena masih dalam proses pengadaan atau pelelangan bagi K/L yang terdapat belanja modal. Proses pelelangan belum berdampak munculnya tagihan pembayaran sehingga penyerapan pengeluaran anggaran masih kecil," ujarnya di Pontianak, Rabu. Baca selengkapnya: Realisasi APBN 2022 di Kalbar hingga April capai Rp2.324,78 miliar