Pontianak (ANTARA) - Langsat dan durian merupakan buat lokal Kalimantan Barat (Kalbar) yang bernilai ekonomi dan turut serta memperkuat pertahanan ekonomi masyarakat desa.
Kabupaten Kubu Raya yang berdampingan dengan pusat ibu kota provinsi menjadi sentra utama buah langsat yang terkenal manis dan pasarnya sudah cukup luas bahkan keluar provinsi atau negeri. Untuk durian Kubu Raya juga tidak kalah dengan daerah lainnya.
Setiap musim langsat dan durian kedua komoditas ini menjadi sumber aliran uang dari kota ke desa dan langsung pada petani. Jumlah uang yang mengalir ke desa pada musim buah jumlahnya besar sekali dan langsung sampai pada petani beserta keluarganya.
Selain itu sistem perdagangan berjenjang dan distribusi buah ini turut memberikan rejeki pada banyak orang pada setiap tahapannya. Buah durian dan langsat bisa dikatakan buah sejuta umat, artinya banyak sekali penggemarnya. Mereka mempunyai budget belanja untuk buah ini setiap musimnya.
Keberadaan langsat dan durian bahkan terkenal sampai ke luar daerah dengan membawa nama besar Punggur dan Kalbar. Nama Langsat Punggur sudah menjadi jaminan mutu untuk buah langsat yang manis dan bercita rasa khas, berbeda dengan rasa duku dari Palembang maupun Kepundung dari Jawa Barat.
Demikian juga Durian, dahulu Kalbar punya Durian Sungai Jawi yang terkenal dan juga ada Durian Balai Karangan, Durian Batang Tarang yang namanya selalu merupakan jaminan mutu bagi penggemarnya.
Kedua buah ini sudah menjadi buah ikon bagi Kalbar dan beberapa kabupaten tempat buat ini dihasilkan sebutan saja langsat Punggur, Durian Pungur, Durian Balai Karangan, Durian Batang Tarang semua orang tahu.
Bahkan 30 tahun lalu Durian Asal Kalbar sudah dibawa ke Kuching melalui Entikong untuk di jual di sana, kemudian Malaysia yang memiliki badan riset untuk durian mengumpulkan varietas unggul lokal dari Kalbar untuk di perbanyak dan disebutkan.
Saat ini mereka memiliki banyak varietas durian yang terkenal mulai dari Musang King dan duri hitam yang sudah mendunia itu sampai ratusan varietas unggul yang sedang mereka kembangkan saat ini. Dahulu bibit unggul itu berasal dari hutan Kalbar dan semua potensi durian itu sebenarnya milik Kalbar Indonesia.
Selama ini langsat dan durian sudah di kirim untuk dijual di Jakarta oleh para pengusaha di bidang ini, namun dengan berbagai kendalanya. Sebab kedua komoditas memiliki waktu bertahan yang sedikit sehingga harus secepatnya sampai di tangan distributor dan konsumen.
Salah satu pilihan pengiriman kedua komoditas ini adalah melalui cargo udara . Di sini petani atau pelaku usaha terhambat berbagai kendala mulai dari ongkos kirim yang mahal, biaya packing yang mahal hingga regulasi karantina dan lainnya. sehingga kedua komoditas ini susah untuk di kirim ke laut pulau dengan harga jual yang logis sesampainya di tangan konsumen di sana. Petani durian dan langsat memerlukan bantuan koordinasi dan juga regulasi dari dinas terkait dari Provinsi Kalbar sehingga bisa dengan cepat dan mudah serta biaya yang efisien untuk dikirim keluar Kalbar.
Abdurachman biasa dipanggil Bang Man pengiat dan pemilik Pondok Durian di Parit Toom, Punggor mengharapkan adanya perhatian dari Pemerintah untuk melatih anak anak muda di Punggur agar memiliki kepandaian memperbanyak bibit unggul durian dan langsat.
"Dengan bekal tersebut, agar kemudian ada generasi tanaman baru sehingga langsat dan durian Punggur tidak punah ke depannya," ujar dia,
Pondok Durian Bang Man memiliki 400 pohon durian yang jika musim buah tiba bisa berbuah sekitar 500 - 1000 buah perpohonan, ada 1 pohon durian yang terkenal enak di Pondok Durian milik Bang Man adalah Durian bernama Hikumaru yang arti dalam bahasa Jepang artinya bersinar durian ini manis, lembut dan tanpa serat.
Petani lainnya, Akwang seorang penggiat durian yang kini sudah berumur 74 tahun dan memiliki beberapa areal kebun langsat dan durian menyampaikan harapannya agar bibit unggul lokal di Punggur agar dikembangkan dan perbanyak. Sehingga bisa meningkatkan mutu buah durian Punggur dan mampu memenuhi permintaan konsumen, jangan hanya nama besar buahnya saja yang ada tetapi begitu ada permintaan konsumen ternyata tidak ada buah yang dimaksudkan.
Akwang sendiri mengembang kebun durian unggul lokal antara lain varietas Si Labu, Telur Asin, Kacang Hijau dan beberapa jenis unggul asal luar seperti Musang King dan Duri Hitam.
Pelaku agrobisnis buah, Abbas dari Parit Alang selaku pedagang buah yang mempunyai jaringan toko buah di Kota Pontianak dengan nama Ami Buah dan mempunyai toko yang terletak antara lain di Paris 2, jalan Tanjung Raya, Jalan Johar mengatakan bahwa buah langsat dan durian Punggur terkenal memiliki mutu yang baik dan sukai konsumen.
"Ke depannya bisa dikembangkan lebih luas areal perkebunan untuk kedua komoditas ini, selain itu infrastruktur jalan ke depannya semakin lebar dan memajukan para petani," harapan dia.
Kalbar sebagai salah satu bagian dari mega biodiversitas Indonesia dikarunia plasma nutfah tanaman durian yang sangat kaya dan beragam. Tanaman durian tersebut umumnya tumbuh di hutan maupun di kebun/ladang milik petani.
Dalam setahun, umumya terjadi dua kali musim buah durian di Kalimantan Barat yakni sekitar Juni - Juli dan Desember - Januari. Buah durian tersebut memberikan berkah tersendiri bagi pemiliknya sebab banyak peminatnya.
Dari hasil inventarisasi dan eksplorasi yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa tanaman durian terbaik di Kalimantan Barat berada di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Bengkayang.
Kepedulian Pemerintah
Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Tanaman dan Hortikultura membuktikan keseriusannya dalam mengembangkan durian di provinsi ini. Beragam upaya dilakukan mulai melakukan kontes durian sebagai upaya mencari durian unggul lokal juga pengembangan bibitnya. Sehingga durian lokal unggul tersebut terus hadir. Contohnya durian Durian Serumbut dari asal Dusun Pontikayan, Desa Nekan Kecamatan Balai Karangan, Kabupaten Sanggau yang telah dibina.
Setiap tahunnya pemerintah provinsi atas komitmen dan dukungan Gubernur Kalbar, Sutarmidji menghadirkan kontes durian se- Kalbar. Bahkan tidak tanggung - tanggung total hadiah disediakan capai Rp100 juta. Hanya saja, berhubung dengan adanya wabah COVID-19, kontes tersebut hingga kini belum digelar kembali.
Dampak kontes, jenis durian yang menang tersebut semakin dikenal dan harga naik drastis. Sehingga pemilik dapat menikmati keuntungan dari pohon durian yang dimiliki. Bahkan akan dibina mulai dari pengurusan sertifikasi dan pengembangan.
"Durian Kalbar bahkan telah menjadi komoditas ekspor dalam bentuk pasta. Tentu kami terus mendorong bagaimana komoditas ini bisa memberikan dan berdampak pada kesejahteraan petani," ucap Kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Frontinus Anum.
Buah lokal
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalbar sangat mendukung pengembangan buah lokal berupa langsat dan durian dijadikan komoditas unggulan untuk memajukan petani dan daerah. Pengurus Apindo Kalbar, Andreas Acui Simanjaya yang juga penggiat durian di Kalbar sangat memberikan perhatian kepada komoditas langsat dan durian. Pasalnya, komoditas tersebut disukai banyak orang dan dari sisi ekonomi sangat bisa meningkatkan pendapatan petani.
"Tinggal dimaksimalkan budidaya dan pasar bagi petani. Apindo sangat mendukung. Potensi lokal dari buah lokal ini harus menjadi perhatian bersama bagaimana keunggulan menjadi sumber kesejahteraan," kata dia.