Pontianak (ANTARA) - Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Barat, Imik Eko Putro, menyebutkan tren penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di provinsi meningkat signifikan, yang menunjukkan UMKM mulai pulih.
"Sampai dengan 31 Agustus 2022 jumlah debitur KUR saja telah mencapai 61.781 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp3,4 triliun . Sedangkan jumlah penyaluran pembiayaan Ultra Mikro telah mencapai 14.166 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp61,98 miliar," ujarnya di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat.
Ia membandingkan tren penyaluran KUR dan UMi dalam kurun empat terakhir. Pada 2018 penyaluran KUR hanya sebesar Rp1,65 triliun, kemudian pada 2019 sebesar Rp1,83 triliun, dan pada 2020 mencapai Rp2,43 triliun, serta pada 2021 sebesar Rp3,66 triliun.
"Sedangkan untuk penyaluran pembiayaan UMi pada 2018 sebesar Rp11,10 miliar, 2019 sebesar Rp17,35 miliar, 2020 sebesar Rp44,58 miliar, dan sebesar 2021 Rp40,98 miliar," kata Imik Eko.
Menurutnya, optimalisasi penyaluran KUR dan UMi semakin didorong sehingga dapat dimanfaatkan dan dirasakan pelaku UMKM. Hal itu, diharapkan juga bisa menggerakkan usaha dan ekonomi masyarakat di Kalbar.
“Agar penyaluran KUR dan UMi bisa lebih optimal dan manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat dan tepat sasaran, kami terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap penyaluran KUR dan UMi di wilayah Provinsi Kalbar serta mendorong pemerintah daerah dengan berkolaborasi perbankan agar semakin menguatkan pembiayaan," ucap dia.
Dari jumlah realisasi KUR hingga 31 Agustus 2022 tersebut, tiga daerah dari 14 kabupaten atau kota di Kalbar yang terbesar memanfaatkannya yakni Kabupaten Kubu Raya sebesar Rp449,29 miliar, Kota Pontianak sebesar Rp425,51 miliar, dan Kabupaten Ketapang Rp325,36 miliar. Sedangkan untuk UMi terbesar di Kabupaten Kubu Raya Rp11,92 miliar, Kota Pontianak Rp9,54 miliar, dan Kabupaten Sanggau Rp9,03 miliar