Pontianak (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat bersama Pemerintah Kabupaten Sambas terus berkolaborasi melakukan mitigasi inflasi dengan menggelar pasar murah.
"Operasi pasar murah ini merupakan bentuk komitmen Pemda Sambas dan Pemprov Kalbar dalam mencegah dan memitigasi inflasi di daerah pasca-kenaikan BBM subsidi," ujar Bupati Satono saat dihubungi di Sambas, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa operasi pasar murah yang dilaksanakan di halaman kantor Badan Pemadam Kebakaran (BPK) Sambas menyasar masyarakat yang memang membutuhkan.
"Dengan pasar murah ini, daya beli masyarakat bisa lebih baik dan akses pangan lebih murah sehingga sanggat membantu kebutuhan ekonomi masyarakat," ucap dia.
Ia mengatakan saat ini dampak inflasi di Kabupaten Sambas tidak begitu terasa di masyarakat karena sebagian besar masyarakat Sambas bergerak di sektor pertanian.
"Kita di Kabupaten Sambas ini cukup beruntung karena sebagian besar masyarakat kita adalah petani. Lebih dari 70 persen orang Sambas bergerak di sektor pertanian," katanya.
Satono berpendapat, ketahanan pangan di Kabupaten Sambas mampu mencegah terjadinya inflasi sehingga dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi tidak begitu berdampak.
"Mudah-mudahan segala upaya yang kita lakukan hari ini mendapat berkah dari Allah SWT. Bermanfaat untuk masyarakat dan mampu meningkatkan sinergi antara Pemda Sambas dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat," jelas dia.
Terkait tingkat inflasi, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi di Kalimantan Barat pada Oktober 2022 hanya 0,07 persen. Inflasi tersebut dari tiga kota IHK yakni Kota Singkawang 0,13 persen, Kota Pontianak 0,07 persen, dan Kabupaten Sintang 0,01 persen.
TPID Kalbar dan Pemkab Sambas berkolaborasi mitigasi inflasi dengan pasar murah
Sabtu, 19 November 2022 21:36 WIB