Pontianak (ANTARA) - Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD Hipmi) Kalbar mendukung penguatan upaya ekonomi dan kerja sama bisnis antara dua negara Indonesia khususnya Provinsi Kalbar dengan Sarawak, Malaysia.
“Kami sangat mendukung adanya penguatan upaya ekonomi dan kerjasama bisnis. Hal itu adalah harapan pelaku usaha,” ujar Ketua Umum BPD Hipmi Kalbar Gulam Mohamad Sharon di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa posisi dan jalur perdagangan dari Kalbar ke Malaysia karena jalurnya yang strategis. Kemudian akses untuk kedua negara selain dekat dan infrastruktur sudah mendukung.
"Apalagi pengusaha Kalbar juga memiliki beberapa komoditas yang bisa melakukan perdagangan dengan pengusaha-pengusaha yang ada di Serawak Malaysia," ucap dia.
Sementara itu, Konjen RI Kuching, Sarawak, Malaysia Raden Sigit Wijaksono mengungkapkan bahwa ia akan memberikan dukungan pertumbuhan semaksimal mungkin karena ingin lintasan perbatasan bisa diaktivasi seperti sebelum pandemi atau bahkan lebih meningkat lagi, baik itu lintasan orang, kendaraan, maupun barang.
“Tentu semua ini perlu kerja sama kolaborasi sinergi dari semua pihak yang terkait. Perlu juga potensi dan bagaimana kita mengakses konektivitas yang perlu kita dorong dari sekarang hingga ke depannya,” kata dia.
Ia juga mengatakan untuk memaksimalkan peran dan fungsi marketing point dilakukan dengan melihat produk-produk yang ditampilkan serta meminta masukan dari pihak Sarawak Malaysia. Proses itu dilakukan melalui pertemuan bisnis.
“Kemarin kita bawa sejumlah pengusaha dari Sarawak, ada tiga pihak yaitu dari Associated Chinese Chamber Commerce, Daya Chamber Commerce, dan Federasi Malaysia. Jadi itu menunjukkan bahwa dari pihak sini itu ada minat untuk melakukan kerja sama,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan banyak produk pertanian dari Singkawang dan Sambas yang masuk ke Malaysia melalui perbatasan Aruk. Sedangkan produk dari Malaysia masih memiliki keterbatasan untuk masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, masih harus didorong agar ke depannya bisa lebih terbuka ikatan kerja sama perdagangan antar dua negara ini.
“Produk-produk Malaysia memang ada keterbatasan, terutama tujuh barang yang belum bisa masuk melalui lintasan perbatasan kita, barang tersebut yakni, kosmetik, makanan, elektronik, sepatu, dan sebagainya,” kata dia.
Ia juga mengungkapkan bahwa perdagangan masih dalam keadaan terbatas karena belum ada sarana prasarana yang memadai seperti yang saat ini sedang disiapkan oleh Entikong.
“Jika nanti sudah dioperasionalkan tentunya ini akan menjadi salah satu andalan kita untuk bisa mendorong peningkatan barang,” tutupnya.