Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji memberikan pembekalan bertemakan "Meneguhkan Nilai Kebangsaan untuk Menjaga Keutuhan NKRI di Wilayah Perbatasan kepada 951 orang mahasiswa peserta KKN Kebangsaan XI Tahun 2023 yang berasal dari 97 Perguruan Tinggi se-Indonesia.
"Banyak program yang dikeluarkan pemerintah dalam memajukan desa, antara lain ada Program Guru di Desa Tertinggal, Dokter dan Bidan di Desa Tertinggal, Dokter di Desa Tertinggal.
Kemudian, begitu banyak dana desa yang sudah dikeluarkan pemerintah, tapi status desa yang menjadi Desa Mandiri itu sangat sedikit. Kalau sekarang ini belum sampai 30 persen," kata Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Kalbar mengajak TNI Polri untuk bersama-sama mengubah pola pikir kepala desa dan masyarakat desa untuk bisa mengubah status desanya, dari Desa Sangat Tertinggal menjadi minimal Desa Berkembang. Kemudian, menjadi Desa Maju dan Desa Mandiri.
"Adik-adik mahasiswa ikut andil mengubah status desanya atau nilai Indeks Desa Membangun jadi naik. Itulah kenangan yang bisa kalian berikan secara nyata terhadap desa itu," katanya.
Ia berpesan jangan sampai begitu ada KKN Kebangsaan, desa itu status mandiri malah turun jadi Desa Maju. "Tapi, bagaimana ketika status Desa berkembang, kemudian, ada KKN Kebangsaan, tahun depan berubah jadi Desa Mandiri, itu baru hebat."
Dia menambahkan, pembangunan desa sangat perlu agar tidak terjadi urbanisasi, salah satunya dengan cara membangun ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) agar desa itu tetap ada.
"Seluruh desa itu harus punya BUMDes, modal usahanya boleh maksimal 30 persen dari dana desa. Jadi, tidak sulit sebetulnya cari modal untuk ekonomi desa, ketika BUMDes suatu desa itu baik, maka rantai pasok segala-galanya dari 5 bisa menjadi 3, dan di dalam stastistik itu namanya Nilai Tukar Petani, Nilai Tukar Nelayan, Nilai Tukar Perkebunan. Nilai-nilai itu pasti bagus," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Kalimantan Barat itu juga mengajak seluruh mahasiswa peserta KKN Kebangsaan untuk menguasai data dalam bentuk apapun dan sebanyak-banyaknya.
"Kalian nanti bisa lihat indikator-indikator desa di Data Analytic Room kita (Pemprov Kalbar), karena saya selalu bekerja dengan data. Kalau kepala dinas tidak bisa menunjukkan data, kemudian meyakinkan bahwa data itu valid atau tidak, saya tidak akan dukung program dia. Program semuanya harus dengan data, semua anggaran yang kita keluarkan itu efisien dan sasarannya tepat," kata Sutarmidji.
Sementara itu, Nurhikmah Samsudin (21), mahasiswa dari Universitas Balik Papan Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dari Kelompok 33 yang akan melaksanakan KKN Kebangsaan di Desa Malek, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, menyampaikan bahwa KKN Kebangsaan ini adalah Program dari Dirjen Pendidikan yang menyatukan universitas atau perguruan tinggi di Indonesia dan tahun ini Kalimantan Barat sebagai tuan rumah.
"Untuk daerah kami sendiri akan melaksanakan KKN di Kabupaten Sambas Kecamatan Paloh Desa Malek dan kita dalam satu kelompok ada 10 Orang. Harapan kami semoga di KKN ini kami bisa membawa banyak sedikitnya perubahan di Desa Malek, semoga kita bisa maju bersama," kata Nurhikmah.
Baca juga: Gubernur kenalkan perbatasan pada peserta KKN Kebangsaan di Kalbar
Baca juga: Sendoyan kenalkan inovasi desa ke mahasiswa KKN Kebangsaan di Kalbar