Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 600 lebih warga binaan Lapas kelas II B Singkawang, Kalimantan Barat, mengikuti program pos pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak menular dan tes kejiwaan di aula lapas tersebut.
"Dalam kegiatan ini Lapas Singkawang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Singkawang dan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan yang dilakukan Lapas Singkawang merupakan salah satu implementasi dari keterpaduan," kata Pj Wali Kota Singkawang Sumastro, Senin.
Sumastro menjelaskan Posbindu ini adalah kolaborasi antara Lapas dan pemangku kepentingan atau steakholder yang terkait di antaranya jajaran di Pemkot Singkawang. "Mudah-mudahan dengan kolaborasi yang bersinergi maka program pembinaan warga binaan Lapas bisa lebih baik lagi," tuturnya.
Sementara Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI Elly Yuzar memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
"Kolaborasi seperti ini baru pertama kali saya temukan yang melibatkan seluruh Puskesmas se-Kota Singkawang," katanya.
Tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 80 orang turun ke Lapas guna mensukseskan acara tersebut.
Mengenai program yang dilakukan Lapas Singkawang, katanya, siapapun dia yang masuk ke dalam Lapas tentunya ada hal-hal yang pasti menambah pikiran yang mungkin bisa menambah stres lebih tinggi yang akhirnya bisa mengakibatkan gangguan kesehatan mental.
"Maka inilah yang dilakukan Lapas Singkawang untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan pengecekan seluruh warga binaan sehingga mendapatkan peta tentang kesehatan jiwa dari mereka," ujarnya.
Dari peta itu akan dilaksanakan suatu program untuk diarahkan yang akhirnya warga binaan bisa dalam keadaan sehat lahir dan batin. Program pembinaan ini harapannya jika warga binaan bebas bisa menjadi masyarakat yang berguna.