Usulan tersebut disampaikan tim dosen yang diketuai Prof Dr Rahmatullah Rizieq ketika melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PMK) yang melibatkan Kelompok Tani Usaha Bersama, Desa Parit Keladi, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu.
Tim Dosen UPB mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan Tema "Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi Pupuk Organik Dengan UV Dryer".
Kegiatan itu diikuti Rahmatullah Rizieq sebagai Ketua dari Prodi Agribisnis, dan dosen anggota Rini Suryani, SP, MP (Prodi Agroteknologi) dan Rianti Ardana Reswari SM, MM (Prodi Manajemen).
Kegiatan yang didanai hibah dari Program PKM Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Kemendikbudristek pada tahun 2023 itu sebagai salah satu wujud Tridharma Pendidikan Tinggi, selain dari pendidikan dan penelitian sebagai bentuk kontribusi dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat.
Kelompok Tani Usaha Bersama mengungkapkan, permasalahan yang dihadapi segi produksi yakni lambatnya proses produksi pupuk dari kotoran sapi yang masih menggunakan cara tradisional, karena proses pengeringan bergantung oleh kondisi cuaca. Selain itu hasil produksi pupuk organik dengan cara tradisional masih menghasilkan pupuk organik dengan kadar air yang tinggi.
Akibatnya, produksi pupuk organik kecil dan kualitasnya tidak seragam. Produksi pupuk organik yang rendah itu mengakibatkan mereka hanya dapat menggunakan untuk keperluan sendiri. Padahal, jika memproduksi lebih banyak, membuka peluang untuk dijual ke petani lain. Pupuk organik yang dijual harus memenuhi standar tertentu.
Walaupun demikian kelompok tani tersebut masih mendapatkan permintaan pupuk organik namun segmentasi pasarnya masih terbatas di wilayah perdesaan.
Selain itu, dengan kualitas dan kuantitas yang terbatas maka penjualan produk pupuk organik dengan label kelompok menjadi hambatan untuk melakukan penjualan dan perluasan segmen pemasaran produk tersebut. Kemasan dengan merek masih kurang menarik sehingga juga menjadi hambatan pengembangan produk serta pangsa pasar dari aspek pemasaran.
Terkait permasalahan itu, tim pelaksana PKM UPB mengusulkan untuk merancang rumah jemur UV Dryer sebagai penghantar panas yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dari produksi pupuk tersebut dan melakukan pelatihan rebranding untuk pemasaran pupuk organik kelompok tani.
Salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan, adalah desiminasi rumah UV Dryer dengan judul "Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi Pupuk Organik dengan Rumah UV Dryer".
Narasumber kegiatan tersebut Didik Saifuddin Anshori, STp dari Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Kalbar, di samping dari tim PKM sendiri.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 30 Agustus 2023, dihadiri 15 orang Kelompok Tani Bersama. Dalam kegiatan ini selain dilakukan dialog tentang pupuk organik, juga langsung dipraktekkan bagaimana penggunaan rumah UV Dryer dan alat-alat lain dalam proses pembuatan pupuk organik granul.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga diikuti tiga mahasiswa. Ketiga mahasiswa tersebut menjadikan kegiatan PPM sebagai Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dicanangkan Mendikbud RI Nadim Anwar Makarim.Dari kegiatan itu, mahasiswa berhak mendapatkan 6 SKS. Kegiatan MBKM memberikan ruang kepada mahasiswa untuk mendapatkan SKS di luar dari perkuliahan regular di kampus.
Sementara itu, Rektor UPB Dr. Purwanto, SH MHum mengatakan kegiatan PPM ini juga mengejar Indikator Kinerja Utama (IKU) dari perguruan tinggi.
Dari delapan IKU, ada tiga IKU yang dicapai dari kegiatan tersebut, yakni IKU 2, Mahasiswa mendapat pengalaman belajar di luar kampus, IKU 3 yakni Dosen melakukan kegiatan akademik di luar kampus dan IKU 5 yakni Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.
"Pencapaian IKU tersebut sangat mempengaruhi pemeringkatan dari suatu perguruan tinggi," katanya.
Oleh karena itu pihaknya sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan-kegiatan sejenis.
Ketua Tim Rahmatullah Rizieq menambahkan, kegiatan ini direncanakan selama lima bulan.
"Besar harapan tim, kegiatan ini dapat membawa manfaat yang besar kepada kelompok tani Harapan Bersama dan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani yang lainnya untuk berkembang," kata dia.