Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi memberikan pelajaran tentang pentingnya mempersiapkan kesehatan jamaah haji sedini mungkin.
"Pada penyelenggaraan haji 2024 kita akan mengikhtiarkan haji sehat, nyaman, dan mabrur. Mudzakarah Perhajian yang membahas istithaah atau kemampuan kesehatan menjadi salah satu langkah awal," kata Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, di Jakarta, Rabu.
Wibowo mengatakan isu kesehatan jamaah menjadi salah satu perhatian Kemenag dalam melakukan persiapan operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Berdasarkan Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat jamaah haji Indonesia yang wafat pada penyelenggaraan haji 2023 sebanyak 774 orang. Angka tersebut menjadi tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
"Ini menjadi penting, secara dini harus dipersiapkan sehingga ketika panggilan itu datang jamaah sudah siap lahir batin," kata dia.
Istithaah kesehatan, kata Wibowo, menekankan pentingnya kemampuan fisik calon haji. Penerapan istithaah untuk penyelenggaraan tahun depan guna menekan angka kematian saat di Tanah Suci.
"Kita ingin angka kematian jamaah pada tahun depan bisa lebih rendah dibanding tahun 2023," katanya.
Wibowo mengatakan sejumlah langkah akan dipersiapkan Kemenag, salah satunya menumbuhkan kesadaran jamaah akan pentingnya menjaga kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji. Apalagi istithaah kesehatan akan menjadi syarat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).
"Jamaah yang diperiksa dan sehat, diminta untuk menjaga kesehatannya dan pada saatnya nanti bisa melakukan pelunasan biaya haji. Jamaah yang diperiksa dan ada sakit, diminta untuk melakukan pemulihan agar bisa melakukan pelunasan," kata dia.
Baca juga: Tambahan kuota haji persingkat waktu tunggu dua tahun
Baca juga: BPKH menjajaki investasi haji - umrah dengan kamar dagang Arab Saudi