Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jerman mengembangkan pekerjaan hijau (green jobs) di sektor energi terbarukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mendukung ekonomi hijau di Tanah Air.
"Proyek ini merupakan kerja sama pembangunan berkelanjutan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman, untuk mempromosikan pekerjaan hijau. Proyek ini fokusnya adalah di sektor energi terbarukan terutama sektor ketenagalistrikan," kata Kepala Proyek Innovation and Investment for ISED Phase II Ruly Marianti di Jakarta, Jumat.
Dalam konferensi pers Indonesia's Green Jobs Conference 2023 yang mengusung tema Institutionalizing Green Jobs, Ruly menuturkan kolaborasi tersebut dilakukan di bawah kerangka kerja sama proyek Inovasi dan Investasi untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan yang Inklusif atau Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED).
Promosi dan pengembangan pekerjaan hijau di Tanah Air sejalan dengan upaya Indonesia untuk mencapai target 23 persen energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi primer di 2025 dan 31 persen pada 2050.
Menurut Ruly, mencapai target energi terbarukan berarti mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan yang memadai untuk mendukung industri.
Proyek ISED bertujuan mendorong lapangan kerja ramah lingkungan di sektor energi, khususnya di bidang energi terbarukan, melalui keterlibatan yang kuat dan terkoordinasi dari sektor swasta dan publik.
Baca juga: Indonesia miliki potensi besar dalam pengembangan PLTS
Untuk mencapai tujuan tersebut, kursus pelatihan di bidang energi terbarukan harus direformasi dan kursus pelatihan baru yang berorientasi pasar tenaga kerja yang inovatif harus diperkenalkan.
Kemudian, juga perlu memfasilitasi perbaikan kerangka kelembagaan dan peraturan untuk memastikan promosi lapangan kerja ramah lingkungan dalam jangka panjang.
Proyek ISED memiliki tiga bidang kerja, yakni peningkatan keterlibatan sektor swasta, peningkatan keterampilan atau pendidikan dan pelatihan vokasi serta penguatan kerangka kelembagaan.
Proyek ISED melakukan kerja sama yang erat dengan berbagai asosiasi industri terkait dengan berbagai teknologi energi terbarukan untuk mengembangkan standar kompetensi, dan merumuskan strategi dan model pengembangan keterampilan untuk menjembatani kebutuhan industri dengan keterampilan tenaga kerja yang harus disediakan dunia pendidikan dan pelatihan vokasi.
Selain itu, proyek ISED juga memfasilitasi atau mendukung berbagai pemangku kepentingan untuk melakukan pelatihan-pelatihan yang sasarannya adalah pekerja di sektor energi terbarukan, fresh graduate dan pencari kerja.
Proyek ISED sudah melaksanakan pelatihan terhadap lebih dari 1.250 peserta dari berbagai teknologi energi terbarukan.
Proyek ISED juga memfasilitasi sertifikasi terhadap 148 guru SMK, dan pengembangan modul-modul yang bisa digunakan oleh para guru untuk memperkaya program-program pendidikan dan pelatihannya.
"Kuncinya adalah komunikasi atau engagement dari keterlibatan sektor swasta secara sistematis dan sinkron di dalam pengembangan 'green jobs' ini termasuk di dalam pengayaan dan peningkatan bahan-bahan ajar kurikulum di SMK," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan 1,8 juta tenaga kerja di sektor ekonomi hijau pada 2030 yang tersebar di sektor energi, kendaraan listrik, restorasi lahan dan sektor limbah.
Menurut laporan Indeks Ekonomi Hijau, upaya transisi menuju ekonomi hijau dapat memberikan beragam manfaat bagi Indonesia, diantaranya pertumbuhan PDB rata-rata di angka 6,1-6,5 persen per tahun hingga 2050, 87-96 miliar ton emisi gas rumah kaca yang diselamatkan pada rentang 2021-2060, hingga 68 persen penurunan intensitas emisi di 2045.
Baca juga: Kementerian BUMN menilai pengelolaan EBT pada PLN UID Sumbar
Baca juga: SIG - PLN teken MoU tingkatkan penggunaan energi bersih