Purwakarta (ANTARA) - Penjabat Bupati Purwakarta Benni Irwan menyampaikan bahwa kasus stunting di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat menurun dalam dua tahun terakhir ini.
"Stunting ini adalah masalah gizi. Kami terus berupaya mengatasi persoalan stunting," kata Benni di Purwakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, bahwa selama ini masalah gizi dihadapi oleh masyarakat di beberapa kelompok usia rawan seperti remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi dan balita.
Khusus untuk di wilayah Purwakarta, katanya, prevalensi stunting berdasarkan bulan penimbangan balita tahun 2022 tercatat sebesar 33 persen. Kemudian mengalami penurunan dua persen pada tahun 2023 menjadi sebesar 31 persen.
Angka tersebut diperoleh dari penimbangan rutin yang dilaksanakan oleh kader di Posyandu, yang kemudian menjadi patokan dalam melakukan intervensi-intervensi penanganan stunting.
Sedangkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan menggunakan metode random sampling, angka Kabupaten Purwakarta menunjukkan dari 20,6 persen menjadi 21,8 persen.
"Hal ini Tentunya menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat belum menyeluruh dalam penanganan stunting," katanya.
Ia menyebutkan bahwa hasil survei ini sebagai bahan evaluasi, untuk ke depannya masih ada strategi yang perlu digarap terkait intervensi spesifik dari dinas kesehatan dan tingkat intervensi sensitif sejumlah organisasi perangkat daerah.
Menurut dia, upaya pencegahan stunting dapat dimulai dari pemantauan pertumbuhan balita.
"Jika di Posyandu ditemukan balita dengan berat badan yang tidak naik, maka harus segera diperiksa ke dokter atau Puskesmas," katanya.
Disebutkan, balita yang tidak naik atau berat badannya kurang dapat dicegah menjadi stunting dengan mengonsumsi protein hewani yang cukup.
Hal tersebut disampaikan karena ada bukti kuat hubungan antar stunting dan indikator konsumsi pangan yang berasal dari hewan seperti daging, ikan, telur dan produk turunannya.
Kasus stunting di Purwakarta menurun
Sabtu, 24 Februari 2024 23:47 WIB