Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu menyebut bahwa imunisasi merupakan investasi termurah bagi anak, yang dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) negara.
"Dan kita tahu bahwa salah satu pengukuran human development index adalah umur, harapan hidup di samping tentu masalah ekonomi dan pendidikan," ujar Maxi dalam sambutannya di konferensi pers Pekan Imunisasi Sedunia yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin.
Menurut Dirjen itu, imunisasi penting karena apabila cakupan imunisasi di suatu area rendah, maka ada risiko kejadian luar biasa di area tersebut.
Sebagai contoh, ujarnya, saat Pandemi COVID-19, ketika cakupan imunisasinya rendah, maka banyak kejadian luar biasa.
"Letupan-letupan kejadian luar biasa. Dua tahun kita cakupan rendah, dan dirasakan termasuk polio kemudian ada difteri, tadi dan yang lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, Kementerian Kesehatan menggencarkan sisi preventif dari transformasi kesehatan melalui penambahan vaksinasi, yang tadinya 11 menjadi 14. Vaksin-vaksin tersebut, katanya, diprioritaskan bagi bayi, anak-anak usia sekolah, serta ibu hamil.
Adapun tiga vaksin yang terbaru, ujarnya, yaitu PCV untuk pneumonia, rotavirus untuk diare, serta vaksin HPV untuk kanker serviks. Dia menyebut bahwa ketiga vaksin itu ditambahkan mengingat banyaknya yang sakit bahkan mati akibat penyakit-penyakit itu.
Maxi berharap, pada momen Pekan Imunisasi Sedunia masyarakat menjadi sadar akan pentingnya imunisasi, dan tergerak hatinya untuk memberikan imunisasi bagi anak-anaknya.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya peran kolektif dari pemerintah, swasta, masyarakat umum, serta media untuk menyoroti isu itu, agar cakupan meningkat dan penyakit dapat dieliminasi.
Dalam kesempatan itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menyebut bahwa imunisasi adalah investasi pembangunan negara yang memiliki banyak manfaat.
Prima menyampaikan bahwa imunisasi dapat melindungi diri sendiri. Selain itu, katanya, pada pencapaian tertentu, seperti 90 persen penduduk divaksinasi, maka dapat melindungi komunitas serta kelompok-kelompok lain.
"Jadi kalau kita melakukan imunisasi ini dengan cukup baik, sampai targetnya, maka teori, ini WHO yang menyampaikan ya, ada 2-3 juta risiko kematian itu bisa kita cegah, bukan angka yang kecil," dia menuturkan.