Sundaland merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli geologi dan arkeologi untuk merujuk pada wilayah Asia Tenggara, khususnya daratan yang ada pada zaman es terakhir ketika permukaan laut jauh lebih rendah.
"Sundaland merupakan satu-satunya daratan yang tenggelam di kawasan tropis," ujarnya dalam lokakarya penemuan ilmiah Paparan Sunda yang dipantau di Jakarta, Senin.
Danny menuturkan Sundaland memiliki keunikan tektonik karena berada di tengah-tengah persimpangan lempengan bumi yaitu lempengan Indo-Australia, lempengan Australia, lempengan Pasifik, dan lempengan Eurasia.
Kecepatan pergerakan lempengan Indo-Australia sekitar 70 milimeter per tahun dan kecepatan pergerakan lempengan Pasifik mencapai 120 milimeter per tahun.
Ketika zaman es terakhir, kata dia, ketinggian muka laut 130 meter lebih rendah ketimbang daratan Sundaland.
Pada 9.600 Sebelum Masehi (SM), permukaan laut 60 meter lebih rendah dari daratan. Namun ketika es mulai mencair menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan laut dan menenggelamkan Sundaland.
"Indonesia memiliki sekitar 127 gunung berapi aktif. Gunung yang terkenal adalah Krakatau, Toba, dan Tambora," kata Danny.
Indonesia di Sundaland ditandai dengan episentrum gempa bumi. Beberapa sumber yang mematikan adalah zona subduksi dan juga fenomena terkait lainnya yang dapat menimbulkan tsunami.
Meski demikian Sundaland, kata dia, bila dilihat dari aspek geologi mempunyai sejarah yang sangat panjang dengan zona subduksi yang terjadi setidaknya sejak 68 juta tahun lalu dan semakin aktif pada 45 juta tahun lalu.
"Sundaland sangat unik karena merupakan blok tektonik yang panjang," ucap Danny.