Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa standar operasional prosedur (SOP) di Masjid Al Jabbar akan diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pengunjung.
Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Jabar yang juga pengurus DKM Masjid Al Jabbar, Faiz Rahman, mengatakan hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi yang dihadiri unsur Provinsi Jabar dan kewilayahan di Kota Bandung menanggapi aduan masyarakat soal pungutan liar di Masjid Al Jabbar.
"Ya, kemarin viral di medsos soal tarif parkir mahal dan pungutan lainnya yang dilakukan oknum. Jadi, sesuai arahan pimpinan, kami langsung melakukan rapat koordinasi di lapangan setelah tadi pagi ada rapat via zoom yang dipimpin langsung Pak Pj Gubernur Jabar. Hasilnya harus ada perbaikan SOP seperti memasang beberapa imbauan tentang tarif parkir dan ke mana membayarnya, dan lain-lain," kata Faiz di Bandung, Minggu.
Faiz menekankan untuk mengantisipasi hal serupa, semua sepakat untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi, seperti membuka lebih banyak kanal-kanal aduan dari masyarakat, salah satunya aplikasi Sapawarga yang dikelola Provinsi Jabar atau juga langsung ke DKM.
"Bisa ke Sapawarga, DKM atau melalui polisi. Dengan melalui kanal-kanal resmi agar tercatat dan bisa langsung ditindaklanjuti," ucapnya.
Faiz menegaskan pungli di Al Jabbar dalam bentuk apa pun harus berhenti dan tidak boleh ada lagi.
"Sebenarnya petugas resmi di sini (Al Jabbar) ada 36 orang yang bertugas secara bergiliran dan itu semua sudah mendapatkan pembinaan secara berkala soal SOP, pelayanan, dan lain-lain," tuturnya.
Sebelumnya, akun sosial media X @petanirumah menceritakan pengalaman tak menyenangkan yang menimpanya saat mengunjungi Masjid Raya Al-Jabbar untuk shalat Isya. Cuitan tersebut diunggah pada Sabtu, 13 April 2024.
Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Jabar yang juga pengurus DKM Masjid Al Jabbar, Faiz Rahman, mengatakan hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi yang dihadiri unsur Provinsi Jabar dan kewilayahan di Kota Bandung menanggapi aduan masyarakat soal pungutan liar di Masjid Al Jabbar.
"Ya, kemarin viral di medsos soal tarif parkir mahal dan pungutan lainnya yang dilakukan oknum. Jadi, sesuai arahan pimpinan, kami langsung melakukan rapat koordinasi di lapangan setelah tadi pagi ada rapat via zoom yang dipimpin langsung Pak Pj Gubernur Jabar. Hasilnya harus ada perbaikan SOP seperti memasang beberapa imbauan tentang tarif parkir dan ke mana membayarnya, dan lain-lain," kata Faiz di Bandung, Minggu.
Faiz menekankan untuk mengantisipasi hal serupa, semua sepakat untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi, seperti membuka lebih banyak kanal-kanal aduan dari masyarakat, salah satunya aplikasi Sapawarga yang dikelola Provinsi Jabar atau juga langsung ke DKM.
"Bisa ke Sapawarga, DKM atau melalui polisi. Dengan melalui kanal-kanal resmi agar tercatat dan bisa langsung ditindaklanjuti," ucapnya.
Faiz menegaskan pungli di Al Jabbar dalam bentuk apa pun harus berhenti dan tidak boleh ada lagi.
"Sebenarnya petugas resmi di sini (Al Jabbar) ada 36 orang yang bertugas secara bergiliran dan itu semua sudah mendapatkan pembinaan secara berkala soal SOP, pelayanan, dan lain-lain," tuturnya.
Sebelumnya, akun sosial media X @petanirumah menceritakan pengalaman tak menyenangkan yang menimpanya saat mengunjungi Masjid Raya Al-Jabbar untuk shalat Isya. Cuitan tersebut diunggah pada Sabtu, 13 April 2024.
"Sampai di pintu masuk dikasih karcis parkir. Dari jauh sudah begitu kagum dengan keindahan masjid yang penuh dengan cahaya indah. Wajar sih parkiran susah dicari karena ada ratusan mobil yang parkir," tulisnya.
"Setelah keliling, akhirnya nemu tempat parkir dan ada petugas parkir pakai rompi di dalam. Keluar mobil langsung diminta uang 'seikhlasnya' karena udah bantu kasih aba-aba parkir. Kasih 2 ribu nggak mau. Kasih 5 ribu masih melengos, akhirnya petugas bilang 10 ribu," ujarnya.
Setelah melaksanakan shalat Isya, warganet tersebut mengaku bahwa dirinya kembali dimintai uang parkir.
"Balik ke parkiran mobil ternyata petugas parkir udah beda lagi orangnya. Namun, masih pakai rompi yang sama dan minta lagi 10 ribu 'seikhlasnya'. Karena malas debat, saya kasih 10 ribu," ucapnya.
Tak sampai di situ saja, netizen tersebut juga harus kembali bayar parkir saat berada di pintu keluar.
"Saya di pintu keluar bayar parkir lagi 5 ribu. Waktu saya saya bilang udah bayar 2 kali 10 ribu di dalam, petugasnya hanya senyum-senyum aja," tuturnya.
"Karena di luar macet, ada satu petugas pakai rompi yang bantu keluar. Sambil ngulurkan tangannya minta seikhlasnya lagi. Karena udah kesal, saya gak kasih," katanya.
Bahkan dia menulis bahwa dengan pengalamannya itu Masjid Al Jabbar menjadi masjid yang tidak akan dia kunjungi (lagi) dan tidak akan pernah dia rekomendasikan untuk dikunjungi.