Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan pengerahan tim infanteri dari angkatan darat ataupun kepolisian menjadi opsi terakhir untuk mengirimkan bantuan logistik bagi korban bencana banjir disertai tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers virtual yang diikuti di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama dengan pemerintah daerah dan TNI/Polri beserta unsur lainnya sedang memetakan bagaimana cara terbaik untuk bisa menyalurkan bantuan logistik untuk para korban.
"Tim pengangkutan individu itu masuk sebagai opsi bila memang kondisi cuaca dan medan di lokasi bencana yang benar-benar tidak memungkinkan dilewati sekalipun menggunakan helikopter," kata dia.
Hal demikian dikarenakan sebagian besar wilayah terdampak bencana di Luwu masih terisolir setelah akses jalan dan jembatan penghubung rusak diterjang banjir dan longsor.
Pihaknya mendapat laporan kawasan terdampak bencana yang masih terisolasi itu di antaranya seperti Dusun Larewa, Desa Kalili (Suli Barat) dan Desa Tibbusan (Latimojong).
Ditambah lagi, lanjutnya, potensi hujan intensitas sedang - lebat diprakirakan masih akan mengguyur Kabupaten Luwu dan sekitarnya dalam sepekan ke depan sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi upaya penanganan dampak bencana itu.
"Tapi apapun yang memang dibutuhkan maka akan dipertimbangkan dan segera dilaksanakan karena keselamatan masyarakat adalah yang utama," ujarnya.
Sebelumnya, Pusdalops BNPB mencatat ada 54 desa yang berada dalam 12 kecamatan di Luwu yang dilanda banjir disertai tanah longsor pada Jumat (3/5) dini hari.
Masing-masing Kecamatan Latimojong, Suli, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.
Setidaknya hingga Minggu (5/5) ada sebanyak 3.479 keluarga korban bencana dari setiap wilayah tersebut yang notabene sangat membutuhkan bantuan logistik.
Bantuan logistik berupa makanan dan obat-obatan seberat satu ton ke Desa Pajang, Latimojong, Luwu, menjadi bantuan pertama yang berhasil disalurkan menggunakan Helikopter Carakal H-225M milik TNI Angkatan Udara sejak bencana terjadi.
Baca juga: Helikopter TNI AU evakuasi 36 korban banjir di Sulsel
Baca juga: Korban banjir di Luwu manfaatkan masjid jadi pengungsian