"Upacara tradisi bertujuan untuk mengenang nilai-nilai luhur serta meningkatkan makna peringatan Hari Bhayangkara yang akan diperingati secara serentak pada tanggal 1 Juli 2024," kata Wakapolda Sulteng Brigjen Pol Soeseno Noerhandoko di Palu, Jumat.
Ia mengatakan tradisi pengambilan air suci digunakan untuk pemuliaan petaka Polda Sulteng “Wira Dharma Brata” tahun 2024 yang juga dilaksanakan oleh seluruh Polda jajaran.
Air suci ini, kata dia, nantinya akan disatukan menjadi Air Nusantara dan selanjutnya akan digunakan sebagai penyucian panji-panji Tribrata yang ada di Mabes Polri.
Menurut dia, air suci ini bukan hanya sekedar simbol, tetapi juga merupakan wujud dari kesucian dan kesetiaan Polri dalam menjalankan tugas pokok sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
"Dalam setiap tetes air suci ini terkandung makna semangat pengorbanan, dedikasi, dan keberanian para pahlawan yang telah mengabdikan hidupnya demi menjaga kedamaian dan keamanan negeri ini," katanya.
Oleh karena itu dia mengajak personel Polda Sulteng untuk melaksanakan momen ini dengan penuh kebanggaan dan rasa hormat yang tinggi kepada para pahlawan.
Wakapolda mengatakan air suci yang digunakan dalam penyucian panji-panji Polri Tribrata dan petaka Polda Sulteng diharapkan mampu membersihkan diri dari berbagai tindakan negatif yang dapat merugikan nama baik satuan.
Upacara tradisi pengambilan air suci ditandai dengan penyerahan dua buah kendi oleh Wakapolda Sulteng kepada dua personel dari Satbrimob dan Ditsamapta Polda Sulteng.
Nantinya satu kendi berisi air suci akan diperuntukkan untuk pencucian petaka Polda Sulteng “Wira Dharma Brata” dan satu kendi dibawa ke Mabes Polri untuk digabungkan dengan air suci dari berbagai daerah di Nusantara untuk pencucian panji-panji Polri.
Air suci ini diambil dari sumber mata air sungai Wentira Kebun Kopi, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.