Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengoptimalkan pengelolaan daerah perbatasan untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan menarik, salah satunya Program Cross Border Tourism.
"Langkah ini diharapkan menjadi sumber pendapatan negara dan devisa yang signifikan. Untuk itu diperlukan sinergi dan strategi bersama dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi global serta potensi krisis ekonomi dan situasi politik dan keamanan di Kalimantan Barat, khususnya di wilayah perbatasan," kata Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson di Pontianak, Jumat.
Harisson menjelaskan Program Cross Border Tourism merupakan kegiatan pariwisata di daerah perbatasan dimana Kalimantan Barat memiliki lintas perbatasan yang panjang dengan negara tetangga. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai penyumbang wisman masuk ke Provinsi Kalbar.
Menurutnya, dengan adanya Program Wisata Cross Border di mana agenda tersebut sudah disesuaikan dengan tren wisata saat ini, di mana wisata petualangan sangat diminati dan Provinsi Kalbar siap menyambut Wisata Adventure Cross Border.
"Hal ini guna mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mempromosikan agar lebih dikenal oleh masyarakat di luar Provinsi Kalbar maupun luar negeri, tidak hanya di Indonesia,” katanya.
Harisson menggarisbawahi pentingnya pengelolaan daerah perbatasan untuk menarik wisatawan asing. Ia mengimbau kepala perangkat daerah agar menyusun strategi berbasis isu dan peluang yang ada, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Dia juga menekankan perlunya berbagai inovasi dan kreasi di berbagai bidang, terutama sektor pariwisata, dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
"Daerah perbatasan di Kalimantan Barat memiliki potensi besar. Dengan menyelenggarakan 'event-event' yang menarik, kita dapat menarik warga negara asing untuk berkunjung dan menikmati hiburan di sini dan ini akan menjadi sumber pendapatan negara dan devisa yang penting," tuturnya.
Ia juga menyoroti masalah ketidakseimbangan antara jumlah keberangkatan warga negara Indonesia ke negara tetangga dengan kedatangan warga negara asing ke Kalimantan Barat.
"Berdasarkan data dari PPLN, kita melihat banyak warga kita yang berkunjung ke negara tetangga. Kita perlu membalikkan tren ini dengan menarik lebih banyak wisatawan asing ke daerah kita," katanya.
Untuk itu, Harisson mengajak semua pihak untuk mendukung Program Sosek-Malindo, yang bertujuan mengenalkan budaya, pariwisata dan destinasi menarik di Kalimantan Barat kepada warga negara tetangga. Ia berharap program ini dapat meningkatkan daya tarik daerah perbatasan dan membawa manfaat ekonomi yang besar.
Baca juga: Suhu panas melanda pusat-pusat pariwisata di Bali
Baca juga: Solo perkuat sektor wisata kebugaran melalui Hari Yoga Internasional