Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Republik Indonesia Pahala Mansury mengungkap empat sektor prioritas yang bisa dikerjasamakan dengan negara-negara Afrika demi mencapai visi masing-masing untuk menjadi negara maju dan menjadi negara dengan adidaya global di kawasan.
“Saya pikir sekarang saat yang sangat tepat bagi Indonesia untuk melihat Afrika sebagai mitra pengembangan dan kami berharap negara-negara Afrika juga akan melihat Indonesia sebagai mitra yang demikian,” kata Pahala dalam sesi Diskusi Panel I, Indonesia-Africa Forum II di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin.
Pahala menuturkan Indonesia dan Afrika memiliki hubungan historis yang berakar dari Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Semangat untuk mengembangkan solidaritas global antara negara-negara Asia dan Afrika pada 69 tahun tersebut, disebutnya, menjadi salah satu momentum bagi negara-negara Asia dan Afrika.
“Ini sebenarnya juga merupakan awal dari apa yang kita sebut negara-negara Global South. Jadi selain alasan historis, kita juga melihat bahwa ada banyak peluang bagi Indonesia dan Afrika untuk bekerja sama, khususnya di empat sektor utama,” ucapnya.
Sektor prioritas pertama yang dimaksud Pahala adalah sektor energi karena Indonesia mengimpor sekitar 500 hingga 600 ribu barel minyak per hari. Sementara itu, 10-12 persen cadangan minyak dan gas dunia saat ini berbasis di Afrika.
Sehingga, sektor energi menjadi salah satu area di mana Indonesia akan mampu mengembangkan ketahanan energi dan bekerja sama dengan negara-negara Afrika.
“Tidak hanya tentang bahan bakar fosil atau energi hidrokarbon, kami juga melihat bahwa di masa depan ada banyak peluang bagi kami untuk mengembangkan apa yang kami sebut rantai pasokan global yang lebih kuat untuk mineral-mineral penting, khususnya untuk transisi energi di masa depan,” jelasnya.
Sektor kedua adalah kerja sama di sektor transisi energi melalui penyediaan bahan baku baterai kendaraan listrik. Indonesia, disebutnya, akan membutuhkan lebih banyak nikel dan tembaga untuk membangun dan memproduksi baterai sebagai bagian penting dari transisi energi di masa depan.
“Kita juga membutuhkan mineral penting lainnya seperti litium serta kobalt dan grafit. Dan kami percaya bahwa semua mineral penting ini tersedia dalam jumlah yang melimpah di Afrika,” ujar dia.
Lebih lanjut Pahala menyampaikan kerja sama di sektor ketahanan pangan turut menjadi peluang bagi kedua wilayah karena total penduduk mencapai 1,7 miliar. Oleh karena itu, kebutuhan kedua kawasan untuk dapat menghasilkan cukup makanan bagi penduduk tentu akan sangat penting jika ingin terus bertumbuh.
“Dan yang keempat adalah di bidang perawatan kesehatan. Saat ini Indonesia telah memproduksi sekitar 1 miliar vaksin untuk negara-negara Afrika dan saya pikir perawatan kesehatan akan menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kita akan dapat terus mengembangkan dan meningkatkan indeks modal manusia,” tambahnya.
Adapun Indonesia dan Afrika memiliki visi bersama untuk dapat menjadi negara yang jauh lebih maju yang tertuang pada Visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Afrika 2063.