Sampit (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyampaikan bahwa sebanyak empat calon murid batal mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat.\
“Ada empat calon murid yang batal bersekolah di Sekolah Rakyat tahun ini dengan alasan berbeda-beda,” kata Kepala Dinas Sosial Kotim Hawianan di Sampit, Selasa.
Ia menyebut, keempatnya merupakan calon murid untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Sesuai rapat koordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan sebelumnya sepakat bahwa operasional Sekolah Rakyat di Kotim akan dimulai pada 30 September 2025.
Sebelum itu, setiap calon murid wajib menjalani pemeriksaan kesehatan. Tujuannya memastikan calon murid dalam kondisi fisik yang sehat dan siap mengikuti proses belajar, terutama karena Sekolah Rakyat berkonsep asrama.
Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut ada satu calon murid terindikasi penyakit rawan menular, sehingga sesuai saran dokter maka anak tersebut harus disembuhkan dulu sebelum bersekolah.
“Jadi langkah kami adalah mengobati dulu sakitnya, kami juga sudah urus BPJS Kesehatannya. Mudah-mudahan tahun depan dia sudah sembuh, sehingga bisa bersekolah,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk calon murid kedua mundur dengan kemauan sendiri karena lebih memilih ikut orang tua bekerja. Lalu, calon murid ketiga tidak jadi bersekolah di Sekolah Rakyat karena sudah lebih dulu masuk ke sekolah reguler.
Kemudian, untuk calon murid keempat batal bersekolah karena usianya sudah 17 tahun sebelum Sekolah Rakyat dimulai, sehingga tidak lagi memenuhi kriteria calon murid untuk jenjang SD.
Meski begitu, pihaknya tetap berupaya mencarikan solusi bagi calon murid keempat, yakni dengan memfasilitasi yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan non formal Paket A atau pendidikan kesetaraan.
Hawianan meneruskan, rata-rata pihak keluarga dari keempat calon murid tersebut sudah menyatakan mundur, kendati begitu pihaknya tetap berupaya agar anak-anak tersebut bisa bersekolah.
Terutama, bagi anak dari keluarga golongan desil 1 atau miskin ekstrem. Sebab, program ini tidak hanya menawarkan pendidikan gratis berkualitas tetapi juga berbagai manfaat lainnya, dengan tujuan memutus rantai kemiskinan.
