MIND ID berpegang teguh pada keberlanjutkan dan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia melalui kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan penerimaan negara. Bahkan, MIND ID telah menjadi tulang punggung Indonesia karena peningkatan kinerja yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dalam naiknya peringkat MIND ID di Fortune Indonesia 100.
Pada 2021, MIND ID menduduki peringkat ke-10 dan berhasil meraih peringkat ke-7 pada 2022. Pencapaian ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan yang signifikan, yaitu tercatat pendapatan MIND ID sebesar Rp126 triliun pada 2022. Laba bersih perusahaan juga menunjukkan tren positif dengan angka mencapai Rp22,5 triliun, serta Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp36,7 triliun.
Peningkatan kinerja keuangan MIND ID tidak hanya berdampak positif bagi perusahaan saja tetapi juga bagi perekonomian nasional. Melalui kontribusi terhadap PDB dan penerimaan negara, MIND ID membantu menjalankan berbagai program pembangunan dan infrastuktur yang penting bagi kemajuan ekonomi Indonesia sehingga dapat berpartisipasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan artikel Ruang Energi, Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menekankan pentingnya kontribusi perusahaan terhadap perekonomian Indonesia dengan berkomitmen untuk meningkatkan nilai komoditas mineral melalui program hilirisasi dan industrialisasi. Dengan begitu, MIND ID tidak hanya meningkatkan produksinya tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Salah satunya proyek yang memberikan dampak adalah proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah yang akan menyerap hingga 1.000 tenaga kerja.
Selain itu, MIND ID berkontribusi terhadap penerimaan negara melalui pajak, deviden, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga terus meningkat yang serentak dengan peningkatan produksi dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Pada proyek hilirisasi mineral, MIND ID dapat memperkuat perekonomian Indonesia.
Menurut beberapa penelitian, hilirisasi berperan penting dalam mendorong meningkatkan nilai tambah produk tambang, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendukung pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya hilirisasi, sektor petambangan dapat mengubah dari pembuat bahan mentah menjadi industri yang menghasilkan produk olahan dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Proses hilirisasi juga dapat mendorong pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas lainnya. Hal ini dapat memberikan kesatuan antara sektor pertambangan dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian sehingga dapat mendorong pertumbuhan yang lebih menyeluruh.
Berdasarkan artikel antaranews.com, Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menekankan bahwa pembangunan infrastruktur, digitalisasi, dan hilirisasi merupakan fondasi yang kuat bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, hilirisasi tidak hanya berfokus pada penilaian nilai tambah produk tambang tetapi juga berkontibusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan masuknya investasi asing.
Dengan pembangunan infrastrukrur yang baik akan mendukung kelancaran hilirisasi dan memperkuat konektivitas antar sektor. Maka dari itu, penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Disisi lain, hilirisasi yang berpotensi meningkatkan nilai tambah produk dan menari investasi asing ini masih terdapt tantangan, terutama pada penyerapan tenaga kerja.
Perry Warjiyo menekankan bahwa hilirisasi tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai produk tambang, tetapi juga harus mampu menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan. Meskipun investasi yang masuk ke sektor hilirisasi meningkat, ada kekhawatiran bahwa jenis investasi ini cenderung padat modal dan lebih membutuhkan tenaga kerja terampil atau skilled labor.
Namun, pendapatan MIND ID pada 2023 mengalami penurunan sekitar 15,02% dari tahun sebelumnya. Pada 2022 pendapatan MIND ID tercatat sebesar Rp126,96 triliun sedangkan pada 2023 turun menjadi Rp107,87 triliun. Penurunan ini juga berdampak pada kontribusi MIND ID kepada negara melalui pajak dan PNBP yang menurun mejadi Rp49,69 trilliun dari Rp58,18 triliun pada tahun sebelumnya. Faktor utama yang mempengaruhi pendapatan perusahaan yaitu fluktuasi harga komoditas.
Fluktuasi harga komoditas merupakan suatu perubahan yang terjadi pada harga barang tertentu yang disebabkan oleh mekanisme pasar. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan bencana alam, sedangkan faktor internal mencakup biaya produksi dan teknologi.
Harga komoditas seperti tambang, emas, dan batu bara sangan berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar global. Perubahan harga komoditas dapat mempengaruhi perusahaan di sektor pertambangan. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan harga komoditas ini berhubungan dengan peningkatan permintaan dari negara-negara berkembang yang mengalami industrialisasi.
Tetapi, fluktuasi harga dapat memberikan resiko yang berdampak langsung terhadap pendapatan. Ketika harga komoditas seperti batu bara atau tembaga mengalami penurunan, maka pendapatan dari penjualan produk tersebut juga akan berkurang. Penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi harga dapat membuat perusahaan sulit untuk mempertahankan profitabilitas, terutama jika biaya tetap tinggi dan tidak dapat disesuaikan dengan cepat.
Sampai-sampai fluktuasi harga juga mempengaruhi keputusan investasi jangka panjang. Ketidakpastian akibat perubahan harga komoditas dapat membuat perusahaan pertambangan merasa bimbang untuk melanjutkan proyek baru atau memperluas kapasitas produksi yang dilakukan. Harga komoditas tidak stabil, perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengalokasikan sumber daya untuk invertasi dengan mempertimbangkan potensi kerugian yang dialami.
Pengamat Ekonomi dan Dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Chandra Fajri Ananda, mengatakan bahwa ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas bisa menjadi risiko bagi MIND ID jika tidak dikelola dengan baik.
Ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas bisa menjadi risiko bagi MIND ID jika tidak dikelola dengan baik oleh karena itu, penting untuk mendorong kemandirian dalam pengelolaan sumber daya mineral agar tidak terjebak dalam siklus ketidakpastian pasar global, ucapnya.
Berdasarkan penelitian, pengembangan kapasitas lokal dalam teknologi dan keterampilan tenaga kerja sangat penting dalam membantu negara mengurangi ketergantungan pada pasar internasional dan mengatasi risiko terkait dengan fluktuasi harga. Dengan begitu, pengembangan dan keterampilan ini dapat membantu negara dalam mengatasi risiko yang muncul akibat fluktuasi harga komoditas.
Untuk mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas sebagai negara besar tentu penting untuk meningkatkan nilai tambah ekspor kita bukan hanya bahan mentah tetapi jga produk olahan yang diekspor, tambahnya.
Dengan produk olahan dapat menguntungkan lebih banyak daripada bahan mentah karena dapat dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi seperti mengekspor kelapa dalam bentuk butir yaitu minyak kelapa, nata de coco. Hal ini juga memungkinkan Indonesia untuk menciptakan stabilitas pendapatan yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari perubahan harga di pasar internasional.
Terlebih lagi, penurunan harga komoditas ini tidak hanya berdampak pada MIND ID, tetapi juga pada seluruh sektor yang bergantung pada pendapatan dari industri pertambangan. Penurunan pendapatan yang terjadi juga dapat mengakibatkan pengurangan investasi pada proyek-proyek infrastruktur dan hilirisasi yang berniat sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, ketidakpastian yang diakibatkan oleh flukuasi harga komoditas dapat menghambat masuknya invesatsi asing. Hal ini mebuat pengurangan aliran modal yang diperlukan untuk pengembangan teknologi dan peningkatan kapasitas produksi sehingga dapat memperlambat kemajuan dalam hilirisasi dan industrialisasi.
Dengan ketidakpastian yang ditimbukan oleh perubahan harga komoditas memberikan ungkapan bahwa betapa rentannya ekonomi Indonesia terhadap guncangan eksternal. Kebijakan saat ini terlalu fokus pada sektor pertambangan, sementara sektor lainnya seperti pertanian, manufaktur, dan teknologi informasi kurang diperhatikan. Padahal, diversifikasi ekonomi penting untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas.
Pengamat Ekonomi dan Dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Chandra Fajri Ananda, mengatakan bahwa pemerintah telah berupaya menciptakan energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu, termasuk dengan mendorong penggunaan listrik pada mobil listrik dan teknologi ramah lingkungan lainnya. Namun, upaya tersebut diperkirakan masih memerlukan waktu untuk membentuk budaya baru di masyarakat.
Selama ini pemerintah berupaya untuk membuat energi alternatif sebagai upaya mengurangi ketergantungan, termasuk penggunaan listrik dalam mobil listrik dan teknologi ramah lingkungan lainnya. Tetapi masih membutuhkan waktu untuk kita membangun dg budaya baru ini, ucapnya.
Mengubah kearah energi alternatif bukan hanya memerlukan investasi dalam infrastuktur tetapi juga perubahan pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam menggunakan sumber energi yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, pentingnya diversifikasi ekonomi menjadi semakin jelas ketika kita mempertimbangkan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh fluktuasi harga komoditas.
________________________________________
Karya tulis ini dibuat dalam rangka lomba MediaMIND 2024 dengan kategori Reportease Mahasiswa yang digagas oleh MIND ID.
Penulis : Kuni Hanifah
Perguruan Tinggi : FDIKOM (Dakwah dan Ilmu Komunikasi) - Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
Narasumber : Prof. Dr. Candra Fajri Ananda, S.E., M.Sc - Dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya